visfmbanyuwangi.com – Wisatawan dan penambang belerang di larang untuk mendekati dan turun ke dasar kawah serta tidak melakukan aktivitas pada radius 500 meter dari bibir kawah, menyusul terjadi peningkatan suhu air danau kawah Gunung Ijen.
Berdasarkan rilis yang disampaikan Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral RI tertanggal 6 Januari 2023, terjadi peningkatan suhu danau kawah dari 16 derajat celicius pada bulan Desember 2022 menjadi 45,6 derajat celcius pada 5 Januari 2023.
Hal ini menunjukkan terjadinya pemanasan pada air danau kawah Gunung Ijen. Kegempaan Gunung Ijen sejak 1 Januari 2023 masih didominasi oleh gempa permukaan yaitu Gempa Vulkanik Dangkal yang terekam sebanyak 82 kali dan Gempa Hembusan yang terekam sebanyak 32 kali.
Dengan adanya gempa-gempa pada kedalaman yang dangkal tersebut menunjukkan adanya akumulasi tekanan yang disertai pula oleh proses pelepasan tekanan. Hal ini juga menyebabkan permeabilities batuan di dasar kawah Gunung Ijen meningkat sehingga memudahkan gas vulkanik bergerak ke permukaan.
Kementrian ESDM menyebut, teramati asap kawah bewarna putih tipis dengan tinggi sekitar 50-200 meter diatas puncak.
Potensi bahaya yang bisa ditimbulkan dari aktivitas vulkanik gunung Ijen pada saat ini adalah munculnya gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi disekitar kawah yang berasal dari aktivitas solfatara di dinding kawah Ijen dan juga difusi gas-gas vulkanik dari dalam kawah ke permukaan. Serta terjadinya erupsi berupa semburan gas dari danau kawah.
Dan erupsi freatik bisa terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas baik visual maupun kegempaan.
Kepala Resort Konservasi Wilayah 18 Kawah Ijen, Sigit Haribowo mengatakan, meski terjadi peningkatan aktivitas suhu air danau, hingga saat ini status Gunung Kawah Ijen masih dalam level 1 atau normal.
“Tapi seluruh pengunjung maupun penambang belerang dilarang untuk mendekati bibir kawah maupun turun ke dasar kawah. Serta tidak menginap di kawasan Gunung Ijen dalam radius 500 meter dari kawah,” ujar Sigit.
Sigit menjelaskan, masyarakat yang bertempat tinggal di sepanjang aliran sungai Banyu Pait agar selalu waspada terhadap potensi ancaman aliran gas vulkanik yang berbahaya dan tetap memperhatikan perkembangan aktivitas gunung Ijen.
“Jika tercium bau gas sulfur atau belerang yang menyengat, diminta masyarakat untuk menggunakan masker penutup alat pernapasan baik hidung maupun mulut. Untuk jangka pendek atau darurat, bisa menggunakan kain basah sebagai penutup alat pernapasan,” pungkas Sigit.
Hingga saat ini, jalur pendakian ke Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen masih dibuka mulai pukul 02.00 hingga 12.00 WIB. Sebelumnya, pendakian dibuka pukul 03.00 WIB. Perubahan jam pendakian ini sudah di berlakukan mulai tanggal 30 April 2022 lalu.