visfmbanyuwangi.com – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyuwangi bakal melakukan investigasi untuk mengurai penyebab kelangkaan gas elpiji 3 kg di wilayah setempat.
Investigasi dilakukan menyusul adanya dugaan penyalahgunaan elpiji subsidi tersebut. Berhembus kabar bahwa banyak unit usaha skala besar menyerobot gas jatah masyarakat miskin itu.
Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Banyuwangi, Mujiono mengaku, Pemkab Banyuwangi telah melakukan rapat bersama camat dan kepala desa.
“Bila dikemudian hari terbukti ada temuan unit usaha skala besar yang menggunakan elpiji 3 kg, TPID tak segan akan memberi tindakan. Tindakannya berupa teguran, hingga yang paling berat adalah pencabutan usaha,” papar Mujiono.
Jadi menurut Mujiono, sangsinya secara bertahap. “Yang jelas, pertama adalah teguran tetapi bila masih terus berulang maka akan di cabut izin usahanya,” ujar Mujiono.
Sebelumnya, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskop UMP) Banyuwangi, Nanin Oktaviantie mengungkap alasan kelangkaan ini.
Nanin menyebut kelangkaan ini dipicu karena banyak masyarakat mampu beralih menggunakan gas elpiji subsidi 3 kg. Padahal sebelumnya mereka pengguna gas elpiji non subsidi 12 kilogram.
“Sebenarnya pasokan gas elpiji 3 kilogram di Banyuwangi tidak berubah dan aman. Setelah ramai kabar kelangkaan, kami melakukan sidak dan mengevaluasi ternyata banyak masyarakat pengguna elpiji 12 kg beralih ke elpiji subsidi 3 kilogram,” jelas Nanin.
Tidak hanya masyarakat, Nanin menyebut juga banyak industri rumah makan besar yang juga beralih menggunakan gas elpiji 3 kilogram. Jumlahnya pun cukup banyak. Diskop UMP, lanjut Nanin tidak bisa melakukan penindakan dan memberi punishment.
“Dinas hanya bersifat pemantauan distribusi dan stok belaka. Penindakannya menjadi kewenangan pertamina. Mereka punya fungsi penyedia, distribusi dan pengawasan,” papar Nanin.
Nanin menyebut, celah pendistribusian elpiji subsidi kepada pelaku industri terjadi mulai dari pangkalan.
“Dikarenakan tidak memiliki kewenangan, maka dinas pun tidak bisa berbuat apa-apa. Izinnya dari pertamina, kami tak bisa intervensi. Jadi, kami hanya imbauan saja,” ungkap Nanin.