visfmbanyuwangi.com – Sebanyak 6.194 ton besar impor dari Thailand tiba di Pelabuhan Tanjung Wangi Banyuwangi, untuk di kirim ke sejumlah daerah yang defisit beras serta digunakan sebagai cadangan.
Sebelumnya, pada awal Juni lalu, sebanyak 4.200 ton beras impor dari Vietnam tiba di Pelabuhan Tanjung Wangi. Kini, giliran beras impor dari Thailand dengan jumlah yang lebih banyak berlabuh di pelabuhan yang sama.
Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi, Harisun mengatakan, total untuk yang kloter kedua ini sebanyak 6.194 ton. Beras tersebut tiba di pelabuhan pada Sabtu (24/6/2023) kemarin. Proses bongkar muat diprakirakan berlangsung selama delapan hari.
“Sebanyak 2 ribu ton dari total beras yang datang akan dikirim ke Bali sesuai perintah dari pusat. Sisanya akan ditampung di gudang bulog di Ketapang, Banyuwangi. Jika ke depan ada perintah lanjutan maka akan dilaksanakan pengiriman kembali,” papar Harisun.
“Proses pengiriman beras impor ke Bali akan dilakukan setelah proses bongkar muat selesai. Itu untuk meminimalisir adanya kemoloran proses bongkar muat,” ujarnya.
Dengan adanya tambahan 6.194 ton beras impor, stok cadangan beras pemerintah yang tersimpan di gudang Bulog Banyuwangi berjumlah lebih dari 8 ribu ton. Itu stok sementara yang di kuasai.
“Apabila ada perintah untuk mengeluarkan, maka kami juga akan mengeluarkan. Ada kemungkinan, beras-beras impor yang datang bakal dikirim juga ke daerah-daerah yang defisit beras. Misalnya ke Nusa Tenggara Timur,” jelas Harisun.
Lebih lanjut Harisun mengatakan, di Banyuwangi, kebutuhan beras untuk bantuan pangan mencapai 1.263 ton. Jumlah itu telah disalurkan untuk tiga kali alokasi.
“Saat ini, kami masih menunggu perintah lagi. Kalau dari pemerintah meminta untuk kembali menyalurkan bantuan pangan, kami juga akan menyalurkan,” tutur Harisun.
Beras cadangan pemerintah adalah beras untuk mengantisipasi kondisi darurat pangan. Diantaranya, ketika situasi darurat, kerawanan pangan pasca-bencana dan untuk operasi pasar ketika harga beras melambung.