visfmbanyuwangi.com – Ratusan pengunjung selalu memadati perhelatan tradisi budaya Tari Mistis Seblang yang di gelar di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Ritual Seblang tersebut digelar mulai Senin (24/4/2023) hingga tujuh hari ke depan.
Seblang merupakan tarian mistis di mana penarinya adalah perempuan terpilih. Adapun pemilihan penari ditentukan secara supranatural oleh tetua adat setempat yang masih memiliki hubungan darah dengan leluhur seblang terdahulu.
Tarian ini juga melibatkan kegiatan mistis karena si penari akan dirasuki roh halus agar bisa menari. Seorang pawang akan mengasapi penari seblang dengan asap dupa sambil mengucapkan mantera tertentu. Pembacaan mantera bertujuan agar roh leluhur masuk ke dalam tubuh si penari, sehingga dapat menari dengan mata terpejam mengikuti arahan si pawang dan irama gending.
Kepala Desa Olehsari, Joko Mukhlis mengaku bersyukur pelaksanaan ritual tahun ini berjalan dengan lancar tanpa halangan apapun setelah tahun lalu sempat diguyur hujan deras.
“Semua prosesi ritual hingga cuaca sangat mendukung. Semuanya berjalan lancar dan ramai pengunjung sejak kemarin,” ujar Joko.
“Proses masuknya roh leluhur pada penari juga bisa dilakukan dengan satu kali pelaksanaan saja,” imbuhnya.
Penari Seblang tahun ini adalah Dwi Putri Ramadani, 19 tahun. Perempuan yang baru saja lulus dari SMK Negeri 1 Banyuwangi itu merupakan keturunan seblang Salwati. Tahun ini adalah tahun pertamanya menjadi seblang menggantikan Susi Susanti (21) yang telah menjadi Seblang sejak 2020.
Sementara itu, Rahmalia Wulan (22), Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia (UI), yang tengah meneliti Seblang Olehsari secara langsung mengaku mistis dari gelaran Seblang ini sangat terasa.
“Saya sempat merinding namun berakhir seru karena dapat lemparan selendang, sehingga saya disuruh ikut menari,” ungkapnya.
Wulan tertarik dengan kekayaan etnis yang ada di Banyuwangi. Menurutnya, Banyuwangi berhasil membawa tradisi menjadi budaya populer sehingga bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Tradisi ini menjadi unik karena biasanya tradisi itu eksklusif pada satu komunitas tertentu. Di Banyuwangi semua tradisi menjadi inklusif, tidak hanya Seblang tapi seperti Barong Ider Bumi, Kebo-keboan dan lainnya juga demikian,” papar Mahasiswi asal Palangkaraya itu.
Ritual adat yang dipercayai masyarakat Olehsari sebagai bersih desa dan tolak bala ini diadakan selama tujuh hari berturut – turut.