visfmbanyuwangi.com – Sesuai data Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, total produksi cabai merah besar di tahun 2022 sebanyak 10.483 ton dan di tahun 2023 hingga bulan April mencapai 907 ton.
Seperti diketahui, Kabupaten banyuwangi dikenal sebagai salah satu daerah penghasil komoditas Cabai Merah Besar (CMB) Jawa Timur.
Cabai merah besar sebagai salah satu komoditas strategis memiliki kaitan erat dengan laju inflasi dan menjadikannya sebagai komoditas yang terus mendapat perhatian pemerintah dalam rangka menjaga stabilitas perekonomian.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan para stake holder pelaku usaha cabai merah besar dan perwakilan PT Pandawa Agri Indonesia yaitu produsen produk reduktan yang berkedudukan di Kecamatan Kabat, Banyuwangi.
Hadir pula, Ketua AACI (Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia) Banyuwangi.
“Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Pertanian dan Pangan memberikan bantuan sarana pendukung produksi berupa Insektisida, Fungisida, Dolomit, pupuk organic, mulsa dan Reduktan sebagai andil demi perkembangan pertanian cabai merah besar Banyuwangi. Sedangkan khusus untuk fasilitasi reduktan dalam upaya menuju Banyuwangi sebagai kabupaten ramah pestisida,” papar Ilham.
Dalam kesempatan ini, Ilham juga menyoroti perkembangan produktivitas bawang merah.
Menurutnya, pada 2022 produktivitas bawang merah Banyuwangi mencapai 11,6 ton per hektare. Adapun total produksinya mencapai 6.902 ton. Jumlah tersebut diperoleh dari total luas tanam 1.176 hektare.
“Kami berharap, tahun ini produktivitas bawang merah di Banyuwangi bisa meningkat minimal 4 kwintal per hektar, sehingga menjadi 12 ton per hektare. Dengan demikian supply bawang merah Banyuwangi bisa terus terjaga,” jelas Ilham.
Sementara produktivitas cabai rawit pada 2022 sebesar 84 kwintal per hektare, dengan total produksi 30.169 ton dari total luas panen 3.792 hektare.
“Selama ini pasokan bawang merah dan cabai lokal masih sangat mencukupi kebutuhan daerah. Namun kami harus tetap siaga karena komoditas ini merupakan salah satu penyumbang inflasi,” tutur Ilham.
Sekedar informasi, reduktan adalah inovasi dalam hal agrikultur dari PT Pandawa Agri Indonesia untuk mengurangi tingkat penggunaan pestisida atau herbisida tanpa mengurangi tingkat efektifitas pestisida maupun herbisida itu sendiri.
PT Pandawa Agri Indonesia adalah perusahaan lokal made in Banyuwangi dan didirikan oleh putra daerah kelahiran Bumi Blambangan.