PMI asal Banyuwangi Dianiaya Majikannya di Malaysia, Suami Dikabari Polisi Setempat

ilexvis

visfmbanyuwangi.com – Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Banyuwangi berinisial IW (39) yang diduga menjadi korban penganiayaan majikannya di Kuala Lumpur, Malaysia berhasil meninggalkan rumah majikannya dengan dibantu oleh Petugas Polis Diraja Malaysia (Kepolisian Malaysia).

Dia kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Keterangan suami korban, SG (45), dirinya mendapatkan kabar perihal kejadian yang menimpa istrinya dari petugas Polisi Malaysia pada hari ketiga Idul Fitri lalu. Kabar tersebut disampaikan melalui pesan WA nomor pribadinya. Yang menyampaikan bahwa istrinya mendapat kekerasan fisik dan keadaannya cukup parah.

“Pesan dikirim lewat nomor WA saya. Katanya istri saya dapat alami kekerasan fisik dan kondisinya cukup parah,” ungkap SG saat ditemui di rumahnya di Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Banyuwangi.

“Menurut keterangan Polisi Malaysia, yang menghubungi mereka adalah istri saya yang mengaku mengalami kekerasan fisik dan pemukulan. Saya juga diberi tahu kalau istri saya mengalami luka lebam di tangan dan bagian muka,” paparnya.

Polisi Malaysia menyampaikan bahwa sekarang istrinya ada di Hospital atau Rumah Sakit. Saat itu, SG sempat diberi kesempatan berbicara melalui telepon dengan istrinya. Namun istrinya tidak menceritakan apa yang dialaminya.

“Semenjak berada di Malaysia, istri saya memang tak banyak bercerita tentang keadaannya di sana,” tutur SG.

“Saat itu saya sempat bertanya bagaimana Polisi bisa tahu apa yang dialami istri saya sehingga akhirnya datang menjemput dia di rumah majikannya,” imbuhnya.

Kala itu, menurut SG, istrinya menjawab dirinya sempat bercerita kepada tetanggannya. Dan tetangganya itulah yang kemudian melaporkan ke Polisi terkait apa yang dialami IW.

Selang sehari atau dua hari setelah mendapatkan kabar tersebut, SG kemudian melaporkan hal ini ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Malaysia.

“Setelah mendapatkan laporan saya, pihak KBRI menjenguk istri saya di Rumah Sakit sekitar tiga hari yang lalu. Bahkan, KBRI sempat menawari saya untuk video call dengan istri. Saat itulah, saya bisa melihat kondisi istri saya,” cerita SG.

Menurut SG, wajah istrinya memang lebam-lebam. Namun untuk bagian tangannya tidak kelihatan karena tertutup pakaian rumah sakit. Dan kali ini, istrinya juga tidak menceritakan apa yang dialaminya.

“Kondisi terakhir masih di rumah sakit dan agak membaik. Juga sudah bisa berbicara dengan baik,” ungkapnya.

SG menambahkan, selama ini, istrinya tidak pernah menceritakan perlakuan majikan perempuannya.

“Hanya saja, di awal kerja di sana, istri saya sempat mengeluh majikannya cerewet. Dia pernah ditampar oleh majikannya. Setelah itu tidak pernah bercerita lagi,” jelas SG.

IW berangkat ke Malaysia pada Februari 2022 dengan difasilitasi sebuah perusahaan di Malang melalui perantara seorang perempuan yang ada di Banyuwangi. IW berangkat melalui jalur udara dengan penerbangan dari Jakarta langsung ke Kuala Lumpur.

Awalnya, SG mengaku sempat khawatir, karena dapat kabar mau diberangkatkan melalui jalur laut dari Batam. Sehari setelah tiba di Malaysia, istrinya mulai bekerja di tempat majikannya yang kini diduga melakukan tindak kekerasan pada istrinya.

“Sejak istri saya mulai bekerja, saya tak bisa kontak lagi selama beberapa bulan. Sebab, telepon genggamnya untuk sementara dibawa pihak agency selama menjalani masa potong gaji selama 3 bulan,” pungkas SG.

Share this Article
Leave a comment