Oknum Pegawainya Diduga Terlibat Terorisme, Ini Tindakan Tegas KAI

ilexvis

visfmbanyuwangi.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) tidak akan mentoleransi salah satu pegawainya yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri atas dugaan keterlibatan dalam jaringan terorisme, dengan memberikan sangsi lebih dari dipecat serta menyerahkan sepenuhnya proses hukum ke pihak kepolisian.

Teduga berinisial DE beralamat di Jalan Raya Bulak Sentul, RT. 07/ RW. 027, Harapan Jaya, Bekasi Utara dibekuk Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri pada Senin (14/8/2023) siang.

Pegawai itu diduga terlibat gerakan radikalisme. Selama ini, DE bekerja di Daop I Stasiun Jakarta Kota sejak 2016, bertugas sebagai juru langsir.

Menanggapi hal itu, Komisaris Utama PT. KAI, KH. Said Aqil Siroj dalam kunjungannya di Banyuwangi mengaku menyambut positif langkah dari Densus 88 tersebut. PT. KAI menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada kepolisian.

“Kami siap bekerjasama dengan kepolisian. Jika memang terbukti sanksinya harus lebih dari dipecat. PT. KAI tidak akan mentoleransi dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum ke kepolisian,” papar mantan Ketua PBNU tersebut.

Ungkap kasus ini, kata Aqil, memberi pesan serius bahwa kelompok,  paham dan praktik teroris ini nyata dan dekat dengan keseharian masyarakat.

“Pengalaman saya sebagai Ketua PBNU, paham radikal tak hanya menyusup pada sektor informal, melainkan sudah menyusup ke ruang-ruang tata birokrasi negara. Salah satunya BUMN,” jelas Aqil.

“Semua BUMN ada benih-benih virus radikalisme. Seperti PLN, Telkom, Pertamina bahkan Departemen Keuangan,” imbuhnya.

Aqil menjelaskan, penangkapan oleh Densus 88 Antiteror Polri terhadap ‘oknum karyawan PT KAI’ di Bekasi menjadi peringatan keras, harus dijadikan alarm sekaligus momentum untuk bersih-bersih.

Terlebih, infiltrasi atau penyusupan ke berbagai lembaga, ditengarai sudah menjadi strategi kelompok teroris, apakah Jama’ah Islamiyah (JI), Jama’ah Anshoru Daulah (JAD), secara jelas dalam berbagai jejak dan pengungkapan oleh Densus 88, terafiliasi dengan ISIS.

“Sebagai upaya untuk menangkal infiltrasi paham teroris, KAI akan memperkuat kerjasama dengan Badan Nasional Penanggulanangan Terorisme (BNPT). Kami sudah bekerjasama sejak 2018 dan ini akan lebih diperkuat lagi,” ujar Aqil.

Sementara itu, Direktur Utama PT. KAI Didiek Hartantyo menambahkan, pasca adanya insiden ini, pihaknya mengintruksikan kepada pimpinan Daop I untuk mentracing DE.

“Saya instruksikan ke pimpinan Daop I untuk mentracing sirkel pertemanan dan lingkungan kerja DE,” kata Didiek.

“Saya juga mengintruksikan kepada seluruh pimpinan Daop PT. KAI dan masing-masing pimpinan unit untuk melihat keseharian bawahannya,” pungkas Didiek.

Share this Article
Leave a comment