visfmbanyuwangi.com – Selama lima tahun terakhir, Pemerintah Norwegia telah mendukung pengelolaan sampah di Banyuwangi. Pemerintah Norwegia mengapresiasi komitmen Pemkab Banyuwangi, yang dinilai cukup kuat menggerakkan seluruh elemen dalam penanganan persampahan.
Secara khusus, Duta Besar Norwegia, Rut Kruger Giverin menemui Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi.
“Kami bangga bisa menjadi mitra Banyuwangi karena perkembangan program kerjasama pengolahan sampah berjalan baik. Kami apresiasi komitmen Bupati Ipuk dan jajarannya. Yang menggerakkan banyak pihak untuk ikut terlibat dalam menyelesaikan masalah sampah. Mereka mau mengambil peran, sehingga sistem di Banyuwangi bisa jalan,” papar Rut.
Kerjasama Norwegia dan Banyuwangi berjalan sekitar 5 tahun. Awalnya melalui Project Stop (Stop Ocean Plastics), pemerintah Norwegia bersama korporasi Borealis dari Austria mendukung NGO Systemiq Lestari Indonesia, melakukan pendampingan masyarakat Kecamatan Muncar dalam pengelolaan dan pengendalian sampah untuk mencegah sampah masuk ke laut.
Kini melalui program Banyuwangi Hijau, program tersebut diperluas cakupannya ke kecamatan lain dengan membangun Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di Desa Balak, Kecamatan Songgon. TPS ini memiliki kapasitas mengolah sampah hingga 84 ton per hari, atau diperkirakan mampu memproses sampah yang dihasilkan oleh 250 ribu populasi atau sekitar 54 ribu rumah tangga per harinya.
Saat ini, pembangunan TPS 3R Balak sudah mencapai 100 persen dan telah diresmikan pada Sabtu (16/9/2023) kemarin.
“Kami sangat senang semuanya selesai tepat waktu. Banyak elemen yang terlibat dalam penanganan persampahan. Termasuk warga desa setempat. Dimana program-program kami dijalankan dan mendapat sambutan baik,” ungkap Rut.
Rut menambahkan, keterlibatan masyarakat inilah yang menjadi kunci keberhasilan program. “Bukan hanya pemerintah atau masyarakat saja yang bergerak, tapi semua bergotong royong dan bekerja bersama,” tuturnya.
TPS Balak dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektare di Desa Balak, Kecamatan Songgon, yang nantinya akan menjangkau 33 desa di 6 kecamatan. Yakni Songgon, Rogojampi, Kabat, Sempu, Genteng, dan Singojuruh.
Selain Banyuwangi Hijau dan Project Stop, Pemerintah Norwegia juga mendukung penanganan sampah di Banyuwangi melalui program Clean Ocean through Clean Communities (CLOCC).
CLOCC merupakan program dari Avfall Norge (Asosiasi persampahan Norwegia) yang bekerjasama dengan Indonesia Solid Waste Assosiation (InSWA) untuk menyusun masterplan persampahan di Kabupaten Banyuwangi.
Dalam program ini, ada 14 desa yang ditunjuk sebagai pilot project. Di antaranya, Kebondalem, Tamansari, Genteng Kulon, Genteng Wetan, Glagah, dan Setail. Desa-desa tersebut mendapatkan pendampingan dalam hal pengelolaan sampah.
“Terima kasih atas kerjasama dan dukungan Pemerintah Norwegia terkait penanganan sampah di Banyuwangi. Ini menginspirasi kami. Semoga kerjasama ini bisa terus berlanjut,” ungkap Bupati Ipuk.
Menurutnya, penanganan persampahan ini dinilai sangat penting karena bisa berdampak pada banyak sektor. Karena kebersihan adalah bagian dari daya tarik wisata.
“Dukungan Pemerintah Norwegia ini, harapannya bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi. Pastinya akan berdampak pula pada peningkatan ekonomi warga Banyuwangi,” pungkas Bupati Ipuk.