visfmbanyuwangi.com – Warga pesisir Kampung Mandar, Banyuwangi berhasil menyulap muara yang kumuh menjadi pasar ikan bakar. Kawasan yang dikenal dengan plengsengan pantai Boom tersebut kini menjadi salah satu destinasi kuliner unggulan di Banyuwangi.
Menyulap kawasan kumuh sampah menjadi destinasi wisata bukan proses mudah. Butuh perjuangan panjang. Berawal dari keprihatinan para pemuda setempat, terbentuklah kelompok peduli sampah.
Ketua Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (Poklahsar) Ikan Putri Mandar, Hilmansyah Anwar mengatakan, awalnya, dirinya prihatin.
“Pada tahun 2017 di era kepimpinan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Kampung Mandar dinyatakan sebagai kampung terkumuh. Kami dapat SK. Akhirnya, kami secara sukarela membersihkan sampah di muara dengan alat seadanya,” ujar pria yang akrab disapa Hilman tersebut.
“Saat itu kami hanya memakai jaring tangan,” ungkapnya.
Perjuangan Poklahsar ini pun membuahkan hasil. Kawasan tersebut disulap menjadi kampung yang bersih. Akhirnya, tahun 2021, kawasan ini dibuka menjadi fish market.
Hilman menyebut, pengelolaannya dibuat bersama warga setempat. Perjuangan ini kembali membuahkan hasil. Salah satu BUMN memberikan CSR hingga Rp300 juta.
“Dana ini kami gunakan untuk menambah berbagai fasilitas pasar ikan. Salah satunya, membuat perahu sampah untuk memudahkan aksi bersih-bersih muara,” kata Hilman.
“Perahu sampah ini kami buat sendiri dengan biaya mencapai Rp19 juta. Ini sangat membantu untuk membersihkan sampah muara,” tutur pria asli Kampung Mandar tersebut.
Perahu sampah ini digerakkan dengan mesin tempel. Bahannya terbuat dari fiber. Konstruksinya mengadopsi kapal model katamaran berukuran 2×5 meter. Kapal ini berlubang di tengahnya. Lubang ini dipasangi jaring yang berfungsi menarik sampah.
Hilman menjelaskan, dengan perahu ini, proses pembersihan sampah bisa lebih cepat dan hasilnya lebih banyak. Jika dengan jaring manual, sehari hanya satu gerobak.
Ketika menggunakan perahu mesin, dalam sehari bisa menghasilkan 1 kuintal sampah. Seluruhnya diperoleh dari perairan muara sepanjang 800 meter. Sepanjang muara inilah yang kini menjadi destinasi kuliner ikan bakar.
“Bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), sebagian sampah-sampah itu masuk ke peternak maggot. Untuk sampah plastik di kelola oleh warga sini untuk dijual. Aksi pembersihan sampah dengan perahu mesin ini juga melibatkan Kelompok Usaha Bersama Nelayan,” jelas Hilman.
Aksi membersihkan sampah dengan perahu mesin ini dilakukan setiap hari. Biasanya mengikuti pasang surut air. Sampah yang menumpuk di muara ini merupakan kiriman dari tiga sungai yang mengalir dari lereng Gunung Ijen.
Selain membersihkan muara, aksi bersih sampah ini sangat membantu nelayan. Sampah yang tidak lagi menumpuk di muara membuat lalu lintas perahu nelayan menjadi lancar.
“Kalau dahulu, mesin perahu bisa 3 kali mati ketika keluar masuk muara akibat tersangkut sampah. Sekarang lancar karena tak ada lagi sampah,” pungkas Hilman.