Harga Terus Naik, Stok Beras di Banyuwangi Aman

ilexvis

visfmbanyuwangi.com – Seiring dengan harga beras di pasaran yang terus merangkak naik, stok beras di gudang Bulog Banyuwangi mencapai 18,7 ton setara dengan ketahanan pangan hingga 14 bulan, bahkan bisa memasok ke seluruh daerah di Pulau Dewata Bali.

Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi, Harisun menyebut, untuk kebutuhan pangan di Banyuwangi per bulannya hanya sebanyak 1.263 ton beras.

“Sehingga dengan stok yang ada mencapai 18 ribu ton itu bisa mencukupi kebutuhan masyarakat hingga 14 bulan ke depan,” ungkap Harisun.

“Saat ini Bulog Banyuwangi telah mengirim beras 6 ribu ton ke pulau Bali. Itu sesuai dengan perintah dari pemerintah pusat. Jika ada perintah lagi untuk mengirim ke daerah-daerah lain, maka kami siap melaksanakan,” paparnya.

Misalnya ke wilayah Indonesia Timur, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) yang selama ini telah dipasok dari Surabaya Utara. Sedangkan untuk Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah merupakan daerah produsen beras.

Harisun menjelaskan, untuk mengantisipasi lonjakan harga beras yang terlalu tinggi, seperti yang terjadi di sejumlah daerah, Bulog Banyuwangi menggelontorkan beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) belasan ton per hari.

“Beras SPHP itu kami gerojok ke pasar-pasar yang menjadi pencatatan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pemkab Banyuwangi. Jumlah yang dikirim ke ritel-ritel dari gudang Bulog bervariasi antara 15 ton hingga 20 ton per hari hingga akhir tahun,” jelas Harisun.

“Dari catatan kami, ada 31 ritel di lima pasar tradisional, yaitu Pasar Banyuwangi, Blambangan, Rogojampi, Jajag, dan Genteng,” ujarnya.

Harisun mengklaim, Bulog Banyuwangi telah mengantisipasi kenaikan harga beras sejak beberapa bulan lalu. Maka dari itu, operasi pasar beras telah digelar di 25 kecamatan se-Kabupaten Banyuwangi sudah dari awal.

“Pada satu lokasi operasi pasar, Bulog Banyuwangi menyiapkan 10 ton beras jenis medium dengan harga Rp 9.000 per kilogram. Sedangkan dipasaran, saat ini beras medium tembus harga Rp 11.000 an perkilogram,” kata Harisun.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi Nanin Oktaviantie menambahkan, harga beras di Banyuwangi merangkak naik sejak sepekan terakhir. Hasil pantauan di 15 pasar tradisional menunjukkan, harga beras premium di angka Rp 13.000-an per kg.

“Kenaikan ini kami pantau setiap hari. Harga mulai naik kira-kira sejak seminggu terakhir,” jelas Nanin.

Menurutnya, harga beras medium di Banyuwangi tergolong rendah dibanding daerah-daerah lain di Jawa Timur. Sementara kalau untuk harga beras premium di Jawa Timur, Banyuwangi masih urutan kelima.

“Kami sudah melakukan berbagai langkah untuk berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk masalah ini,” kata Nanin.

Ia menambahkan, kenaikan harga beras ini disebabkan karena stok yang menipis. Selain itu, panen petani di beberapa wilayah penyumbang beras juga mulai berkurang.

“Kami harap, distribusi beras dari bulog akan terus berlangsung sehingga mampu menahan harga agar tidak terus naik,” pungkas Nanin.

Share this Article
Leave a comment