visfmbanyuwangi.com – Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Perikanan melakukan berbagai program kegiatan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) 2023, termasuk menyiapkan strategi serta mengatasi berbagai permasalahan, dalam rangka meningkatkan angka konsumsi ikan di daerah ujung timur Pulau Jawa ini.
Dengan Forikan itu juga di harapkan bisa mengatasi berbagai problem-problem nasional di Banyuwangi, seperti penanganan kemiskinan, penanganan stunting dan sebagainya.
Saat menghadiri Rapat persiapan program kegiatan Forikan 2023 di Kantor Panti PKK Kabupaten Banyuwangi, Rabu (10/5/2023), Ketua Umum Forikan Banyuwangi, Budi Sayekti Sugirah mengatakan, dari kegiatan ini harus ada hasil yang maksimal didalam menggerakkan masyarakat Banyuwangi untuk gemar makan ikan.
“Saya meminta seluruh stakeholder yang terlibat dalam kegiatan Forikan ini juga masing-masing dinas bisa lebih eksis mempromosikan melalui media sosial mengenai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Forikan. Baik lewat foto maupun video,” ujar istri Wakil Bupati Banyuwangi tersebut.
“Sehingga dengan ini, saya harap, Kabupaten Banyuwangi semakin di kenal oleh daerah lain dalam upaya meningkatkan konsumsi ikan bagi masyarakat setempat,” paparnya.
Dari data yang ada, Kabupaten Banyuwangi menjadi daerah nomor dua penghasil ikan terbesar di Indonesia setelah Kota Bagansiapiapi Provinsi Riau.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan, Banyuwangi, Alief Rachman Kartiono menjelaskan, kegiatan ini adalah untuk merefresh program-program Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) di Banyuwangi dengan membentuk kepengurusan baru.
“Berbagai program telah kami laksanakan secara massif. Mulai menggerakkan masyarakat mengkonsumsi ikan, program pemberdayaan, pelatihan dengan bersinergi bersama SKPD lain serta sejumlah program lainnya,” jelas Alief.
Dari berbagai program yang sudah digulirkan ini kata Alief, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan penghargaan kepada Banyuwangi karena progress peningkatan angka konsumsi ikan yang cukup signifikan.
“Dari tahun 2021 yang hanya 36,63 kilogram perkapita pertahun menjadi 61,52 kilogram perkapita pertahun di 2022. Angka ini melampaui tingkat konsumsi ikan di Jawa Timur dan Nasional,” ungkap Alief.
“Jika dilihat dari progresifitas, ini berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi Banyuwangi. Ada 3 indikator dalam pengukuran angka konsumsi ikan. Yaitu, konsumsi ikan rumah tangga, konsumsi ikan di hotel, restaurant dan homestay, serta konsumsi ikan di pondok pesantren dan sekolah,” paparnya.
Alief mengaku jika melihat pertumbuhan ekonomi ini ditentukan dengan pertumbuhan baik hotel maupun restaurant di Banyuwangi yang luar biasa, tentu akan mendorong angka konsumsi ikan di Banyuwangi yang meningkat signifikan di tahun 2022.