visfmbanyuwangi.com – Ratusan warga mengunjungi Tri Dharma (TITD) Klenteng Hoo Tong Bio untuk menyaksikan perhelatan Festival Imlek yang di gelar Pemkab Banyuwangi sejak Kamis (2/2/2023) hingga Sabtu (4/2/2023).
Selain menyaksikan kesenian asli Tionghoa, pengunjung juga bisa mencicipi aneka kuliner nikmat khas Negeri Tirai Bambu tersebut.
Ratusan pengunjung tampak memadati areal Kelenteng Hoo Tong Bio. Ada yang sekedar menikmati suasana. Ada juga yang antusias mencicipi aneka kuliner khas Tionghoa di kawasan “Pecinan Street Food” yang disediakan di lokasi. Seperti nasi ayam hainan, bebek dan ayam Peking, dimsum, kwetiau, dan masih banyak lainnya. Aneka jajanan juga ada, seperti bakpao, kue keranjang, bakcang, burger Shanghai, dan sebagainya.
Semua penganan tersebut disajikan halal, sehingga siapa saja bisa menikmati. Pengunjung bisa mencicipi kuliner sedap sambil menikmati nuansa pernak-pernik imlek. Mulai dari live musik, ornamen serba merah, hingga hiburan tari barongsai yang menambah semarak suasana.
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Banyuwangi M. Lutfi selaku pelaksana menjelaskan, Festival Imlek 2023 digelar selama tiga hari mulai Kamis (2/2/2023). Puncaknya pada Sabtu malam (4/2/2023) yang dihadiri Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
“Selama dua hari pertama, festival dimeriahkan aneka hiburan dan pesta kuliner Pecinan Street Food pada pukul 16.00-21.00 WIB,” ujar Lutfi.
Pada puncak acara dimeriahkan beragam atraksi menarik, perpaduan budaya Tionghoa dengan kesenian nusantara, termasuk kesenian lokal Banyuwangi. Di antaranya, kreasi Barongsai dan Leang Leong dengan tari Gandrung Banyuwangi dan beberapa kesenian daerah lainnya. Seperti Papua, Jawa, Bali, dan masih banyak lainnya.
Lutfi menjelaskan, tarian kreasi ini dibawakan 80 pemuda perwakilan lintas agama se-Banyuwangi.
“Ini sebagai bukti bahwa Banyuwangi yang dihuni banyak agama, etnis, dan budaya tetap bisa hidup rukun, damai, dan saling mendukung,” tutur Lutfi.
Kegiatan ini ditutup dengan launching Kampung Moderasi Beragama Kelurahan Karangrejo oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Program Kampung Moderasi ini menyatukan berbagai perbedaan terutama dalam hal agama atau kepercayaan untuk saling menghargai dan menjunjung toleransi. Ini merupakan sinergi Pemkab Banyuwangi dengan Kantor Urusan Agama (KUA).
Dipilih Karangrejo karena agama di sini lengkap, mulai Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katolik, hingga Konghucu. Dan mereka selama ini bisa hidup rukun dan damai.
“Kelurahan Karangrejo juga merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang mendapatkan nominasi Kampung Sadar Kerukunan. Harapannya, spirit moderasi beragama di wilayah ini bisa dicontoh desa/kelurahan lain di Banyuwangi,” pungkas Lutfi.