visfmbanyuwangi.com – Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali turun ke Banyuwangi dalam upaya mendukung pengembangan Geopark Ijen. Tercatat ada 25 dosen ITB datang ke daerah di ujung timur Pulau Jawa ini. Mereka mengaku tertarik mengembangkan kekayaan geowisata Banyuwangi dengan pelibatan masyarakat setempat.
Hal itu diungkapkan saat mereka bertemu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi.
Rombongan ITB yang terdiri dari 25 dosen dari berbagai program studi tersebut menjalani program pengabdian masyarakat di Banyuwangi selama lima hari, Minggu-Kamis (6-10/8/2023).
Di antara yang turut ke Banyuwangi adalah Prof. Ir. Benyamin Sapiie dari prodi Geodinamik dan Sedimentologi; Prof. Dr. Eddy A. Subroto dari Prodi Petrologi, Vulkanologi dan Geokimia; Prof Dr. Ir. Yan Rizal dan Prof Dr Aswan, keduanya dari prodi Paleontologi dan Geologi Kuarter.
Kepala Program Studi Magister dan Doktoral Teknik Geologi ITB, Dr. Ir. Mirzam Abdurrachman menjelaskan bahwa kedatangan timnya ke Banyuwangi karena tertarik akan kekayaan Geopark Ijen yang telah dikembangkan menjadi geowisata. Mereka berharap pengembangan Geopark Ijen diiringi dengan meningkatnya pemahaman masyarakat akan pentingnya pengelolaan geowisata.
“Kali ini, kami kembali turun ke Banyuwangi, salah satunya melakukan pendampingan ke masyarakat tentang pentingnya melakukan pengelolaan geowisata,” kata Mirzam.
“Pengelolaan yang baik akan bermanfaat bagi warga setempat. Baik secara ekonomi, sosial budaya yang terjaga, dan tentunya juga dampak lingkungan yang terawat,” imbuhnya.
Selama 5 hari di Banyuwangi, kata Mirzam, mereka telah melakukan berbagai kegiatan pengabdian masyarakat. Pendampingan ini fungsinya juga untuk memahamkan warga di kawasan Geopark Ijen tentang kekayaan geologi yang dimiliki dan bagaimana pengelolaan yang baik. Termasuk juga mengedukasi tentang berbagai potensi kebencanaan, seperti tsunami, gempa bumi dan erupsi gunung berapi.
“Di hari pertama, kami datang dan berdiskusi dengan Kampus Politeknik Banyuwangi (Poliwangi). Poliwangi berencana ke depan akan mendirikan prodi geologi. Lalu kami juga survey geologi. Kami diundang penggiat geopark seperti pemandu wisata dan warga sekitar untuk naik Gunung Ijen bersama,” papar Mirzam.
Dalam perjalanan tersebut, kata Mirzam, pihaknya menerangkan secara detail tentang Ijen dari sisi ilmiah, untuk menambah wawasan mereka tentang kawasan ini.
“Menariknya, ternyata pemahaman masyarakat tentang Geopark Ijen cukup lengkap,” tutur Mirzam.
Tim ITB juga akan menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk para guru di SMPN 3 Banyuwangi dan SMPN 2 Genteng.
Sementara, Bupati Ipuk menyampaikan terima kasihnya kepada para dosen ITB dan tim ahlinya yang dalam beberapa tahun terakhir ini terus melakukan pendampingan kepada Banyuwangi hingga Geopark Ijen telah masuk dalam jaringan Unesco Global Geopark.
“Kami berharap, ITB terus menjadikan kawasan geologi Banyuwangi sebagai laboratorium dan memberikan masukan yang positif bagi kami tentang bagaimana pengelolaannya,” kata Bupati Ipuk.
“Banyuwangi memiliki potensi untuk terus berkembang. Semoga ekoturisme yang dijalankan Banyuwangi akan bermanfaat bagi warga Banyuwangi dan lingkungannya. Di satu sisi potensi wisata Banyuwangi banyak, tetapi di sisi lain juga potensi bencananya besar,” jelasnya.
Bupati Ipuk mengaku butuh masukan dan arahan, supaya meski daerah ini rawan bencana tapi pihaknya bisa meminimalkan resikonya.
“Tentunya kami berharap, hasil riset dan pemantauan ITB akan membantu Pemkab Banyuwangi,” pungkas Bupati Ipuk.