Bupati Ipuk Fiestiandani Paparkan Penanganan Stunting Banyuwangi di Forum Bergengsi

ilexvis

visfmbanyuwangi.com – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memaparkan program penanganan stunting di forum yang digelar oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan lintas kementerian/lembaga di Jakarta.

Kegiatan tersebut bertajuk “Kick Off Meeting Pancasila dalam Tindakan: Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, KDRT, dan Mengantisipasi Bencana”.

“Pancasila jadi spirit kami dalam menangani stunting di Banyuwangi. Kami melihat penanganan stunting ini tak hanya harus dilakukan secara gotong royong. Tapi, juga memiliki dampak yang luas,” ungkap Bupati Ipuk.

Dijelaskan Bupati Ipuk, untuk mempercepat penurunan stunting di Banyuwangi, pemkab mengirimkan makanan berprotein tinggi kepada hampir 1.300 balita stunting dan ibu hamil risiko tinggi setiap hari selama setahun. 

“Untuk dukung upaya ini, kami anggarkan sebesar Rp7 miliar untuk memberikan intervensi gizi berupa makanan bernutrisi, seperti telor, ikan, ayam, daging kepada bayi dan ibu hamil risiko tinggi. Yang menyalurkannya adalah para pedagang sayur keliling ke rumah yang telah didata,” Papar Bupati Ipuk.

Menurut Bupati Ipuk, dengan melibatkan para pedagang sayur tersebut, tidak hanya membuat penyaluran bantuan yang tepat sasaran dan efektif. Tapi, juga membantu perekonomian masyarakat di bawah.

“Kami memang sengaja tak membeli makanan dari pabrikan besar, karena ini juga untuk membantu perekonomian masyarakat, khususnya para pedagang sayur keliling,” jelas Bupati Ipuk.

Untuk memastikan program tersebut berjalan sesuai sasaran dan perencanaan, telah disiapkan platform khusus yang memantau secara realtime.

“Jadi mereka dikirimi setiap hari, kami bisa mengetahui. Misalnya hari Senin dikirim ikan laut, Selasa buncis udang dan tahu, Rabu bayam dan telur, dan seterusnya. Semua terpantau,” tutur Bupati Ipuk.

Untuk penanganan stunting di setiap kecamatan juga telah dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang diketuai Camat bersama Kepala Puskesmas, dengan anggota tenaga kesehatan, dan elemen kader lainnya.

Bupati Ipuk menjelaskan, pihaknya juga memberikan BPJS Ketenagakerjaan bagi para kader Posyandu sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka sebagai salah satu garda depan penanganan stunting.

“Tidak kurang dari 11.498 kader Posyandu yang mendapatkan,” ungkap bupati perempuan tersebut.

Selain program itu, lanjut Bupati Ipuk, ada sederet program lainnya yang melibatkan lintas instansi. Seperti halnya Sekolah Asuh Stunting yang dikoordinir oleh Dinas Pendidikan, pemberian sayuran dan daging hasil program pertanian Dinas Pertanian dan lain sebagainya. Di Banyuwangi semua berupaya bersama untuk memberantas stunting ini.

“Kami libatkan seluruh stakeholder, elemen dan potensi yang ada di pemerintahan maupun di tengah masyarakat,” imbuh Bupati Ipuk.

Dari upaya tersebut telah berhasil menekan angka stunting di Banyuwangi. Dari angka 20,1 persen pada 2021, turun pada angka 18,1 persen pada 2022. Hal ini di bawah rerata stunting di Jawa Timur (19,2 persen) maupun Nasional (21,6 persen). Adapun berdasarkan bulan penimbangan yang lebih dinamis dan baru, prevalensi stunting di Banyuwangi sebesar 3,9 persen.

Dalam forum tersebut, Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri memberikan pengarahan.

“Saya inginkan nilai-nilai Pancasila bisa diwujudkan oleh seluruh pemangku kebijakan. Gotong royong yang menjadi ruh pancasila ini harus menjadi spirit bersama,” ujar Presiden kelima Republik Indonesia tersebut.

Hadir dalam kesempatan itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, Panglima TNI Yudo Margono, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dan sejumlah pejabat lainnya.

Share this Article
Leave a comment