visfmbanyuwangi.com – Angka kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan di Banyuwangi ternyata masih rendah.
“Jumlah angkatan kerja yang terdata yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Banyuwangi, baru sekitar 20 persen yang sudah terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan,” kata Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Banyuwangi, Eneng Siti Hasanah.
Menurutnya, berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan di Banyuwangi, pekerja formal maupun informal yang sudah terdaftar sebagai peserta, kurang dari 100 ribu pekerja.
“Jumlah itu sangat kecil jika di bandingkan dengan angkatan kerja di Banyuwangi yang mencapai sekitar 820 ribu pekerja. Angka itu berdasarkan data dari BPS,” ujar Eneng.
Selama ini, peserta BPJS Ketenagakerjaan masih didominasi sektor formal, yakni dari kalangan karyawan perusahaan atau unit usaha. Dari kalangan pekerja formal ini masih banyak perusahaan yang belum mendaftarkan karyawannya, apalagi pekerja disektor informal, seperti petani, nelayan, pertukangan serta beberapa sektor lainnya.
“Semua pekerjaan baik formal maupun informal memiliki resiko kecelakaan kerja, sehingga kami terus mendorong agar pekerja di sektor formal maupun informal, untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan,” papar Eneng.
Sementara, untuk mendongrak kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan menggandeng warga menjadi agen, yg dikenal dengan program, Penggerak Jaminan Sosial Indonesia (Perisai).
Program Perisai ini akan memudahkan peserta untuk mendaftar, sekaligus untuk pembayaran.
Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan sektor informal ini diberikan angsuran sangat murah, yakni hanya Rp 16.800 per bulan untuk jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Jika ingin mendapatkan jaminan hari tua tinggal menambah angsuran Rp20.000 per bulan. Dengan dua kepesertaan ini akan mendapatkan santunan kematian hingga Rp70 juta. Bahkan, beasiswa untuk 2 anak