Bertemu Jokowi, Warga Banyuwangi Wadul Soal Sertifkat Tanah

ilexvis

visfmbanyuwangi.com – Sejumlah warga mengadukan berbagai permasalahannya kepada Presiden Joko Widodo saat berada di halaman Stadion Diponegoro, Banyuwangi, usai menghadiri acara Festival Tradisi Islam Nusantara.

Salah satunya adalah Eka Putri. Sambil menggendong anaknya yang masih balita, perempuan asal Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi tersebut menerobos penjagaan ketat dari Paspampres yang berada di sekitar mobil yang ditumpangi Presiden Jokowi.

Kontan saja, beberapa Paspampres berusaha menghalangi aksi nekat Eka Putri yang ingin bertemu langsung dengan Jokowi. Namun upayanya tidak sia-sia.

Dihadapan Jokowi, Eka Putri menangis menceritakan permasalahan yang dialaminya. Dan dia meminta bantuan Presiden Jokowi untuk menyelesaikannya.

Setelah nama dan alamat serta permasalahannya di catat oleh ajudan presiden Jokowi, perempuan itu pun kembali di kerumunan ribuan warga yang ingin masuk ke dalam Stadion Diponegoro untuk mengikuti sholawatan bersama Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf.

Saat dikonfirmasi, Eka Putri menceritakan, ibunya yang bernama Umi Kulsum bertempat tinggal di lingkungan Tangkong, Kelurahan Singotrunan, Kecamatan Banyuwangi, telah menyerahkan uang sejumlah 35 juta rupiah kepada seorang notaris untuk mengurus sertifikat tanah.

“Tanya ke saya. Sedangkan saya sama pak notaris, di belit belitkan pak, keluarga saya,” ungkap Eka.

Menurut Eka, uang tersebut di pinjam ibunya di Bank dan oleh pihak Bank sudah diserahkan secara kontan ke notaris yang bersangkutan. Namun hingga 4 tahun lamanya, sertifikat tanah ibunya tidak juga terselesaikan.

“Saya punya akte mau bikin sertifikat ibu saya itu, dengan harga 35 juta sertifikat itu. Dengan alasan, sertifikat itu bisa jadi kalau tetangga-tetangga sekitar saya bisa bikin sertifikat. Tapi kapan tetangga-tetangga saya bikin sertifikatnya?” papar Eka sambil menahan tangis.

Eka mengaku sudah berkoordinasi dengan Bank tersebut. Namun pihak Bank tidak bisa menyelesaikannnya hingga saat ini.

Eka mengatakan, surat kepemilikan tanah yang diatasnya berdiri rumah yang sekarang ditempati ibunya masih berupa akte pembelian atas nama ibunya. Lalu, ibunya yang hidup sendiri tersebut berniat mengurusnya menjadi sertifikat dengan bantuan notaris tersebut. Dan dipatok harga 35 juta rupiah sampai mendapatkan sertifikat. Bahkan, akte rumah ibunya tersebut juga sudah diserahkan ke notaris.

Sementara, karena tidak memiliki uang kata Eka, ibunya meminjam di bank sejumlah uang yang di syaratkan oleh notaris tersebut. Dan pembayarannya pun melalui bank kepada notaris yang bersangkutan.

“Sudah. Sudah dibayarkan cash setelah saya pinjam. Pinjam uangnya di bank. Kan ada di notarisnya pak, Aktenya itu pak. Saya tinggal di rogojampi. Kalau ibu saya di Singotrunan, di gang gumitir. Nama ibu saya Umi Kulsum. Cari saja di gang gumitir, didaerah tangkong singotrunan,” jelas Eka.

Namun Eka mengakui bahwa hingga 4 tahun berjalan, sertifikat tersebut belum juga jadi. Saat dikonfirmasi keluarga Eka, si notaris beralasan bahwa sertifikat bisa selesai apabila harus ada beberapa orang tetangga disekitar rumah ibunya yang juga mengurus sertifikat kepadanya.

Eka juga mengaku sudah melapor ke pihak kepolisian namun tak membuahkan hasil. Eka pun tidak mau mengeluarkan uang kembali, karena sejumlah 35 juta saja meminjam ke bank.

“Saya ingin selesaikan kasus ini. Lapor polisi sama saja. Nanti sama polisi ya di gimanain pak. Ibu saya sudah bayar cash 35 juta. Tapi selama 4 tahun ini tidak selesai. Bayar di notaris tapi lewat bank pengurusannya. Sebenarnya kalau lewat bank kan bisa meneyelesaikan. Tapi bank gak bisa menyelesaikan selama 4 tahun itu,” papar Eka.

“Saya sudah keluar uang banyak pak. Tapi selama 4 tahun belum diselesain. Bayar 35 juta, wajar gak sertifikat seperti itu. Coba dilihat rumah saya. Kalau gak percaya, wajar gak sih. Ibu saya janda, wajar gak dimintai sertifikat dengan harga segitu?” cerita Eka.

Untuk itulah, Eka mengaku berupaya menceritakan permasalahannya ini kepada Presiden Jokowi dengan nekat menerobos pengamanan Paspampres, supaya mendapatkan solusi.

Eka menjelaskan, setelah mendapat keluhannya, presiden Jokowi mengaku akan membantunya.

“Bapak Jokowi berjanji akan menghubungi saya. Saat ini tinggal saya menunggu dihubungi pak presiden Jokowi,” imbuh Eka.

Festival Tradisi Islam Nusantara menghadirkan beberapa penampilan kesenian khas NU. Mulai dari Lalaran Alfiyah yang ditampilkan secara kolosal oleh 500 santri dan santriwati se-nusantara yang mondok di berbagai pondok pesantren di Banyuwangi hingga pagelaran hadrah berkolaborasi dengan seni tari rodat syiiran. 

Selama penampilan Jokowi tampak beberapa kali menggoyangkan tangannya sambil mengikuti iringan musik. Kegitan ini di gelar dalam rangka memperingati Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU).

Share this Article
Leave a comment