visfmbanyuwangi.com – Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) mendorong untuk mengarsipkan poros maritim Indonesia sebagai upaya didalam membangun kejayaan kemaritiman nusantara.
Usai Pembahasan Kearsipan Tematik di Banyuwangi, Dewan Penasehat ANRI Bidang Kemaritiman Connie Rahakundini menyampaikan bahwa bentuk keseriusan dalam membangkitkan poros maritim ini, Arsip Nasional RI (ANRI) membentuk departeman untuk urusan maritim.
“Kami bersama Pusejarah TNI terus mencari arsip-arsip kejayaan maritim Nusantara,” ungkap Connie.
“Salah satu arsip kuno kemaritiman Nusantara tersimpan di Portugal. Arsip ini menyimpan peta kekayaan rempah dan harta karun lain di Indonesia. Sehingga, arsip ini sangat penting untuk melihat bagaimana poros maritim Nusantara benar-benar unggul kala itu,” paparnya.
Bahkan menurut Connie, dari arsip yang ada, penakluk maritim yang terhebat berasal dari kawasan Indonesia Timur. Seperti NTT dan Papua.
Connie menceritakan, begitu VOC masuk kala itu, kaum penjajah mengurangi kehebatan maritim Nusantara. Justru, mereka mengarahkan ke daratan. Seperti, perkebunan, pertanian dan pertambangan. Padahal, potensi maritim Nusantara begitu besar.
“Saat ini, strategi perang itu proxy atau hybrid. Karena itu, arsip apa yang dipunya harus pegang. Intinya, ANRI berkeliling ke seluruh dunia mencari arsip sejarah maritim ini,” kata Connie.
“Kami mendorong lontar dan arsip kemaritiman lain yang disimpan di kerajaan atau pedesaan bisa diarsipkan secara Nasional. Sebab, ini menjadi amunisi membangkitkan poros maritim,” imbuhnya.
Pembahasan Kearsipan Tematik merupakan rangkaian dari program Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kearsipan Tahun 2023 yang di gelar di Banyuwangi pada puncak Peringatan Hari Kearsipan ke-52.
Selain Connie Rahakundini, hadir sebagai narasumber secara luring yakni Staf ahli menteri Kementrian Desa dan PDTT, Bito Wikantosa. Serta via online ada Dirjen Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah, Suyus Windayana dan Kepala BPSDM Kemendagri, Sugeng Haryono.
Sebagai informasi, meredupnya kemaritiman Nusantara dimulai sejak VOC masuk ke Nusantara, sekitar tahun 1602 – 1799. Kala itu, masih ada kegiatan pelayaran antar kerajaan. Namun begitu Hindia – Belanda menggantikan VOC, kemaritiman benar-benar dimatikan.
Kepala ANRI Imam Gunarto menambahkan, pada periode 1800-1945, Hindia – Belanda fokus ke daratan.
“Dalam hal ini, fokusnya tak lagi ke Indonesia timur, tetapi ke Batavia. Inilah yang kami dorong untuk mengarsipkan poros maritim sebagai peluru membangkitkan kejayaan maritim,” tutur Imam.