visfmbanyuwangi.com – Tim gabungan memperketat pengawasan keluar masuknya hewan ternak ke Banyuwangi mulai dari di daerah perbatasan hingga di seluruh pasar hewan, menyusul virus penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) mulai merebak di sejumlah daerah di Jawa Timur.
Pengawasan dilakukan di wilayah Kecamatan Wongsorejo, yang merupakan pintu gerbang masuk ke Banyuwangi sisi utara yang berbatasan dengan Kabupaten Situbondo. Serta di sisi selatan yang berada dikawasan Kecamatan Kalibaru, perbatasan dengan Kabupaten Jember.
Sedangkan di sisi barat, pengawasan di lakukan di area lereng Gunung Kawah Ijen, perbatasan dengan Kabupaten Bondowoso.
“Untuk sisi timur, Banyuwangi merupakan pintu gerbang keluar masuknya orang dan barang dari dan ke Pulau Bali. Sehingga ini juga perlu perhatian serius, mengingat lalu lintas ternak utamanya sapi dari Bali yang masuk ke Jawa melalui Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi cukup tinggi,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner pada Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Nanang Sugianto.
“Dalam pengawasan ini, kami menggandeng aparat kepolisian dan TNI AD juga TNI AL,” imbuhnya.
Setiap kendaraan pengangkut hewan ternak yang masuk ke Banyuwangi, dilakukan pemeriksaan ketat. Baik surat-surat kendaraan bermotor maupun kondisi hewan ternak itu sendiri.
Menurut Nanang, hal ini sengaja di perketat sebagai upaya meminimalisir masuknya virus LSD ke wilayah Banyuwangi.
“Selain di pintu perbatasan, pengawasan juga kami lakukan di 8 pasar hewan sapi di seluruh Banyuwangi, yang lalu lintas ternaknya cukup tinggi. Yakni, pasar hewan di Kecamatan Glenmore, Rogojampi, Wongsorejo, Glagah, Genteng, Muncar, Bangorejo dan Tegaldlimo,” papar Nanang.
Memang diakui Nanang, masih ada sejumlah pasar hewan kecil di beberapa kecamatan yang biasa memperjual belikan hewan kambing. Dan ini juga menjadi perhatian serius pihaknya.
“Untuk itulah, kami minta pada para pedagang maupun peternak agar tak mendatangkan hewan sapi dari luar daerah, untuk meminimalisir sebaran virus LSD,” harap Nanang.
Ia juga meminta kepada masyarakat agar tidak takut mengkonsumsi daging, karena penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut sifatnya hanya menular ke antar hewan dan tidak menular ke manusia.
Sementara itu, Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi telah melakukan Surveilance pada ternak sapi yang diduga terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). Mulai dari mengambil sample darah, sample kerokan kulit dan sebagainya.
Sebelumnya para peternak melaporkan sapi-sapinya terjangkit penyakit yang ciri-cirinya mengarah pada LSD. Seluruh sample tersebut dikirim ke laboratorium di Jogjakarta dan hasilnya dinyatakan negative. Surveilance juga dilakukan di wilayah Banyuwangi selatan yang lalu lintas ternaknya cukup tinggi serta di pasar-pasar hewan.
LSD adalah penyakit menular antar hewan yang disebabkan oleh Virus Poxviridae. Penyakit ini ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung dan perut. Sapi yang terinfeksi LSD dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu dan mengalami penurunan produksi susu.
Virus ini menyebar melalui gigitan serangga. Namun LSD ini sifatnya tidak menular ke manusia tetapi perlu diperhatikan karena ini penyakit kulit.