Waspada Virus LSD, Dispertan Banyuwangi Lakukan Surveilance ke Hewan Ternak

visfmbanyuwangi.com – Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Pertanian dan Pangan melakukan Surveilance dengan mengambil sample darah pada ternak sapi yang diduga terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD), menyusul mulai merebaknya penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut di sejumlah daerah di Jawa Timur.
Kegiatan Surveilance ini sudah dilakukan sejak Februari lalu hingga saat ini dengan mengambil sample darah, sample kerokan kulit dan sebagainya dari sejumlah hewan ternak milik para peternak yang sebelumnya di laporkan diduga terjangkit penyakit yang ciri-cirinya mengarah pada LSD.
Surveilance juga dilakukan di wilayah Banyuwangi selatan yang lalu lintas ternaknya cukup tinggi serta di pasar-pasar hewan.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner pada Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Nanang Sugianto mengatakan, seluruh sample tersebut dikirim ke laboratorium di Jogjakarta dan hasilnya dinyatakan negative.
Seperti diketahui, hewan ternak di beberapa wilayah di Jawa Timur salah satunya yang ada di Kabupaten Jember sudah mulai terserang penyakit LSD.
“LSD ini adalah penyakit menular antar hewan yang disebabkan oleh Virus Poxviridae. Penyakit ini ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung dan perut,” ujar Nanang.
Sapi yang terinfeksi LSD ini dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu dan mengalami penurunan produksi susu. Virus ini menyebar melalui gigitan serangga. Namun LSD ini sifatnya tidak menular ke manusia tetapi perlu diperhatikan karena ini penyakit kulit.
“Sapi yang terinfeksi LSD akan mengalami periode inkubasi selama 5-14 hari sebelum timbul gejala. Penyebaran terjadi secara cepat di antara sapi yang berada dalam kandang yang sama atau antara kandang yang berdekatan,” papar Nanang.
Nanang menyebut, Pemkab Banyuwangi mendapatkan alokasi vaksin untuk LSD sebanyak 700 dosis dari Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Dosis ini kami fokuskan untuk sapi perah dan sapi potong yang ada di lingkungan sapi perah. Tahap selanjutnya akan ada alokasi vaksin baru di bulan Juni 2023 mendatang,” tuturnya.
Nanang menambahkan, selain surveilance, pihaknya juga memberikan sosialisasi, komunikasi, informasi dan edukasi terkait LSD pada saat melakukan vaksinasi PMK. Karena hingga saat ini, pihaknya masih terus memaksimalkan vaksinasi PMK.
“Dalam satu hari ada sekitar 1.200 ekor sapi se kabupaten Banyuwangi yang kami lakukan vaksinasi. Juga memberian disinfektan dan pemberian vitamin baik oral maupun suntikan untuk kekebalan hewan ternak,” jelas Nanang.
Lebih lanjut Nanang mengatakan, pencegahan yang bisa dilakukan oleh para peternak adalah vaksinasi, untuk mencegah penyebaran penyakit LSD. Juga karantina, sapi yang terinfeksi LSD harus segera dipisahkan dan ditempatkan dalam karantina.
“Peternak lakukan pengobatan. Sapi yang terinfeksi LSD dapat diberikan obat untuk mengurangi gejala penyakit seperti demam dan nyeri pada kulit. Terakhir, pengendalian serangga. Ini harus dilakukan secara intensif menggukan insektisida dan menjaga kebersihan kandang,” pungkas Nanang.