BanyuwangiPemerintahan

Virus LSD Tak Menyebar ke Manusia, Dispertan : Jangan Khawatir Konsumsi Daging Sapi

visfmbanyuwangi.com – Meskipun penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) mulai merebak menyerang hewan ternak, namun masyarakat diminta untuk tidak takut mengkonsumsi daging sapi, karena penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut sifatnya tidak menular ke manusia.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner pada Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Nanang Sugianto.

“LSD ini adalah penyakit menular antar hewan yang disebabkan oleh Virus Poxviridae. Penyakit ini ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung dan perut,” ungkap Nanang.

Sapi yang terinfeksi LSD ini dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu dan mengalami penurunan produksi susu. Virus ini menyebar melalui gigitan serangga.

“LSD ini sifatnya tak menular ke manusia tetapi perlu diperhatikan karena ini penyakit kulit,” tuturnya.

Nanang menyebut, sapi yang terinfeksi LSD akan mengalami periode inkubasi selama 5-14 hari sebelum timbul gejala. Penyebaran terjadi secara cepat di antara sapi yang berada dalam kandang yang sama atau antara kandang yang berdekatan.

“Kami minta masyarakat tak perlu panik seperti saat merebaknya virus PMK. Karena daging sapi yang diduga terjangkit LSD sifatnya tidak menular ke manusia. Karena ini penyakit kulit, kadang kala tembus sampai ke daging ada pula yang tidak sampai tembus melewati kulit,” papar Nanang.

“Jika sampai tembus ke daging maka dagingnya bisa di pisahkan. Sedangkan bagian lainnya masih bisa di konsumsi,” imbuhnya.

Disampaikan Nanang, ciri-ciri daging sapi yang terjangkit penyakit LSD adalah ada perubahan warna seperti lebam atau seperti daging keropeng karena ini adalah penyakit cacar. Selama itu tidak masuk ke dagingnya maka masih bisa dikonsumsi.

“Upaya yang kami lakukan saat ini adalah pemberian vaksinasi. Pemkab Banyuwangi mendapatkan alokasi vaksin untuk LSD sebanyak 700 dosis dari Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Dosis ini difokuskan untuk sapi perah dan sapi potong yang ada di lingkungan sapi perah,” jelas Nanang.

Juga melakukan Surveilance dengan mengambil sample darah, sample kerokan kulit dan sebagainya dari sejumlah hewan ternak milik para peternak yang sebelumnya di laporkan diduga terjangkit penyakit yang ciri-cirinya mengarah pada LSD.

“Kami berikan disinfektan. Lakukan pengawasan di seluruh pasar hewan di Banyuwangi juga pengawasan terhadap lalu lintas keluar masuknya hewan ternak ke Banyuwangi dengan melibatkan aparat kepolisian dan TNI. Kami minta masyarakat tak lagi mendatangkan hewan ternak dari luar daerah,” harap Nanang.

Nanang menghimbau kepada para peternak, sebagai upaya meminimalisir sebaran virus LSD adalah meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga kondisi tubuh ternak, mencukupi kebutuhan pakan dan menyediakan kandang yang nyaman bagi ternak dalam kondisi bersih, kering dan hangat.

“Serta melakukan penyemprotan atau spraying kandang dengan anti serangga dan larutan insektisida secara berkala,” pungkasnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button