BanyuwangiPemerintahan

Viral, 2 PMI Banyuwangi Curhat Alami Penyiksaan Diperbatasan Myanmar dan Thailand

visfmbanyuwangi.com – Pos Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Banyuwangi melakukan koordinasi dengan KBRI Myanmar dan Kementrian Luar Negeri, dalam menanggapi video viral di media sosial mengenai 2 orang pemuda yang mengaku sebagai warga Banyuwangi menyampaikan telah mengalami penyiksaan di perbatasan Myanmar dan Thailand.

Kedua Pekerja Migran Indonesia (PMI) tersebut mengaku bernama Muhammad Ilyas dan Muhammad Subiantoro.

Setelah P4MI Banyuwangi melakukan penelusuran, rupanya memang benar mereka adalah warga Banyuwangi yang bertempat tinggal di Desa Wonosobo, Kecamatan Srono dan keduanya masing-masing berusia 20 tahun.

Dalam video yang dibuat mereka, keduanya mengaku ditipu oleh agensi dan mendapatkan perlakuan tidak manusiawi. Mereka di pekerjakan di perbatasan antara Myanmar dan Thailand.

Dalam video itu pula, keduanya meminta bantuan Presiden Joko Widodo agar bisa segera di pulangkan dari tempat tinggalnya di perbatasan Myanmar dan Thailand karena mengaku telah mendapat penyiksaan secara tidak manusiawi serta di intimidasi.

Koordinator Pos Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Banyuwangi, Fery Meriyanto membenarkan bahwa kedua PMI tersebut adalah warga Banyuwangi.

“Memang benar, mereka PMI asal Banyuwangi. Dari informasi yang berkembang, bukan hanya 2 tetapi ada 3 PMI asal Banyuwangi saat ini ada dilokasi yang sama,” ujar Fery.

Akan tetapi menurut Fery, untuk angka yang pasti, pihaknya menunggu kabar dari KBRI Myanmar setelah ada evakuasi terhadap mereka.

“Kami juga telah melaporkan kasus ini ke Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) Surabaya yang langsung ditindak lanjuti berkoordinasi dengan KBRI Myanmar serta Kementrian Luar Negeri,” kata Fery.

“Sampai saat ini, KBRI Myanmar masih melakukan pelacakan terhadap keberadaan kedua PMI itu,” imbuhnya.

Fery mengaku, pihaknya bersama kepolisian sudah menemui keluarga dari masing-masing PMI itu sekaligus berkoordinasi dengan kepala desa tempat tinggal mereka.

“Pada tahap awal ini, baik KBRI maupun Kementrian Luar Negeri terus berusaha untuk mengevakuasi kedua PMI yang ada di perbatasan Myanmar dan Thailand itu,” jelas Fery.

“Tapi langkah ini tidaklah mudah dan butuh kerja keras. Kita tahu di Myanmar sendiri saat ini terjadi konflik internal di negaranya. P4MI Banyuwangi masih menunggu informasi selanjutnya dari Kementrian Luar Negeri,” paparnya.

Sementara, dari informasi pihak keluarga, kedua pemuda itu berangkat pada Oktober 2022 lalu karena tidak mendapatkan pekerjaan.

Kala itu, mereka ditawari pekerjaan oleh dua orang kenalannya yang masing-masing B warga Desa Tlogosari, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang dan S warga Desa Bangorejo, Kecamatan Srono, Banyuwangi. Mereka ditawari bekerja di Thailand melalui jalur illegal dengan biaya Rp 10 juta untuk keperluan administrasi.

Keduanya pun berangkat ke Thailand dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Namun rupanya, mereka di pekerjakan di perbatasan Myanmar.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button