Kemendes PDTT Anugerahi Penghargaan Program Transmigrasi Kepada Banyuwangi

visfmbanyuwangi.com – Kabupaten Banyuwangi meraih penghargaan dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Penghargaan tersebut diberikan lantaran Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dinilai telah berkontribusi dan turut berpartisipasi aktif dalam menyukseskan program transmigrasi.
Penghargaan ini diserahkan langsung Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar kepada Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Banyuwangi Mujiono yang mewakili Bupati Ipuk.
Prosesi penyerahan penghargaan digelar dalam rangkaian Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Transmigrasi Tahun 2023 di Yogyakarta.
“Saya bersyukur, Banyuwangi mendapatkan apresiasi dari pemerintah. Penghargaan ini merupakan buah kerja keras seluruh elemen di Banyuwangi yang konsisten mendukung program-program pemerintah,” ungkap Bupati Ipuk.
“Mari jadikan penghargaan ini sebagai pelecut semangat semua di jajaran Pemkab Banyuwangi untuk berkinerja lebih baik lagi,” tuturnya.
Bupati Ipuk juga berterima kasih kepada seluruh masyarakat Banyuwangi. Khususnya mereka yang turut menyukseskan program transmigrasi ke berbagai lokasi penempatan.
“Semoga transmigrasi akan membawa kehidupan yang lebih baik bagi mereka,” harap Bupati Ipuk.
Sekkab Mujiono menambahkan, penghargaan ini berhasil diraih lantaran Banyuwangi dinilai aktif mengikuti program penempatan dan pembangunan permukiman transmigrasi yang dilaksanakan Kemendes PDTT.
“Banyak program Banyuwangi yang dinilai ikut menyukseskan program transmigrasi,” ungkap Mujiono.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Perindustrian Banyuwangi, Abdul Kadir menambahkan, Banyuwangi memiliki program penyiapan calon transmigran, membuka layanan masyarakat dan fasilitasi penanganan permasalahan, serta kinerja program ketransmigrasian.
“Dalam penyiapan calon transmigran, kami tidak asal-asalan. Selain melakukan seleksi, kami juga membekali penguatan mental hingga keterampilan. Sehingga mereka betul-betul siap dan bisa survive (bertahan) di tanah rantau,” tutur Kadir.
“Adapun keterampilan yang diberikan, misalnya keterampilan bercocok tanam hingga mengolah hasil pertanian, servis elektronik, produksi tempe/tahu, pemandu wisata, dan masih banyak lainnya,” pungkas Kadir.