BanyuwangiPemerintahan

Gelar GNPIP, BI Dukung Penguatan Ekonomi Banyuwangi Jaga Stabilitas Inflasi

visfmbanyuwangi.com – Bank Indonesia (BI) Cabang Jember menggelar ‘Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)’ di Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi. Gerakan ini dalam rangka mendukung penguatan ekonomi Banyuwangi dengan menjaga stabilitas inflasi pangan daerah.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jember, Yukon Afrinaldo mengatakan menghadapi inflasi dibutuhkan kerja sama dan koordinasi yang erat antara pemangku kepentingan.

“BI dan wilayah Eks Karesidenan Besuki (wilayah Sekar Kijang) yang meliputi Situbondo, Jember, Bondowoso, Banyuwangi dan Lumajang dalam wadah Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk menjaga inflasi agar lebih terkendali,” papar Aldo, sapaan akrabnya Yukon Afrinaldo tersebut.

“Saya berharap, GNPIP mampu mengendalikan inflasi di Banyuwangi dengan cara menjaga kestabilan harga pangan,” imbuhnya.

Hadir dalam kesempatan tersebut, anggota Komisi XI DPR RI, Zulfikar Arse Sadikin, Kepala Tim Implementasi KEKDA Bank Indonesia Provinsi Bali, Beny Okta Tutuarima, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Buleleng, Ni Made Rousmini, Asisten Administrasi Pemerintahan Setda Kota Denpasar, I Made Toya, Direktur Perumda Arga Nayottama, Made Agus Yudiarsana.

Aldo menjelaskan, GNPIP dilakukan melalui 7 program unggulan. Terdiri dari dukungan pelaksanaan kegiatan operasi pasar/pasar murah, penguatan ketahanan pangan strategis, perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD), dan dukungan untuk subsidi ongkos angkut. Juga peningkatan pemanfaatan alsintan dan saprotan, penguatan infrastruktur Teknologi, Informasi, Komunikasi (TIK), serta penguatan koordinasi dan komunikasi untuk menjaga ekspektasi inflasi.

“Tujuh program itu disusun dengan mengedepankan upaya stabilitas harga yang bersifat struktural, forward looking, dan berbasis digital untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional,” papar Aldo.

Khusus di Banyuwangi, imbuh Aldo, beberapa program unggulan GNPIP yang diimplementasikan di antaranya, pelatihan integrated ecofarming, perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD), menjaga kecukupan stok pangan, hingga digitalisasi pertanian.

Untuk pelatihan ecofarming, dilakukan bersama gabungan kelompok tani (gapoktan) Turi Putih dari Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu. Pelatihan tersebut fokus untuk pengembangan klaster beras dan cabai.
Dalam pelaksanaannya, petani diberikan pembinaan dan pelatihan secara kontinyu dari hulu sampai hilir.

Selain memperkuat produktivitas, Aldo mengaku pihaknya juga mendorong peningkatan hilirisasi produk pangan sehingga petani bisa mendapatkan nilai tambah.

“Pendampingan BI kepada gapoktan Turi Putih telah berjalan sejak 2021. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan antara lain, pelatihan digital farming komoditas padi, fasilitasi alat digital farming, bantuan 10 ribu bibit cabai, serta fasilitasi pasar,” jelas Aldo.

Selain itu, pada 2022, BI juga memberikan bantuan berupa 1 unit truk untuk mendukung program Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu. Tahun ini, BI kembali memberikan bantuan alat pertanian berupa Kultivator.

“Terkait perluasan KAD, BI memfasilitasi kerjasama Pemkab Banyuwangi bersama Pemkab Buleleng dan Pemkot Denpasar,” ungkap Aldo.

Kerjasama tersebut ditandai penandatanganan MoU antara Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dengan dua pemerintah daerah di Provinsi Bali tersebut.

Diakui Aldo, GNPIP mendorong adanya koordinasi antar daerah terhadap pemenuhan pasokan pangan dari daerah yang berlebihan ke daerah yang kekurangan.

Dalam kerja sama ini, Banyuwangi sebagai salah satu sentra cabai akan memasok untuk kebutuhan Buleleng dan Denpasar. Sementara Buleleng akan memasok kebutuhan bawang merah ke Banyuwangi.

“Sehingga ini saling menguatkan,” pungkas Aldo.

Sementara itu, Bupati Ipuk menyambut baik program GNPIP.

“Terima kasih kepada BI yang terus mendukung perekonomian di Banyuwangi. Semoga ke depan kita bisa terus memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk pengendalian inflasi,” ujar Bupati Ipuk.

Bupati Ipuk mengatakan, Banyuwangi juga terus mendorong gerakan peduli inflasi berbasis rumah tangga dan desa. Salah satunya, menggerakkan ASN dan seluruh masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam sayur-mayur. Misalnya, cabai, bawang merah, hingga beternak dalam skala kecil.

“Kami juga mendorong desa untuk menganggarkan 20 persen Dana Desa untuk mendukung ketahanan pangan dan hewani,” tutur Bupati Ipuk.

Dalam kesempatan itu, Bupati Ipuk juga melakukan panen cabai di lahan tumpangsari buah naga milik Gapoktan Turi Putih.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button