BanyuwangiPeristiwa

Cuaca Buruk, Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Ditutup

visfmbanyuwangi.com – Arus penyeberangan lintas Ketapang-Gilimanuk ditutup sementara karena cuaca buruk, yang menyebabkan terjadinya antrian kendaraan bermotor di area dua pelabuhan tersebut, utamanya wisatawan yang akan berlibur tahun baru di pulau Dewata Bali.

Hujan deras dan angin kencang terjadi di kawasan perairan Selat Bali sejak Rabu sore (28/12/2022). Terkadang juga disertai dengan gelombang cukup tinggi.

Akibatnya, arus penyeberangan di lintas Ketapang-Gilimanuk terpaksa ditutup hingga menunggu cuaca kembali normal.

Pengawas Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Koordinator Satuan Pelayanan (Korsatpel) Pelabuhan ASDP Ketapang, Rocky Surentu mengatakan, pihaknya sengaja menutup penyeberangan lintas Jawa-Bali ini karena terkendala cuaca buruk.

“Di kawasan perairan Selat Bali terjadi hujan sangat deras dengan durasi cukup lama. Selain itu, juga terjadi angin cukup kencang dengan kecepatan sekitar 23 knot,” ujar Rocky.

Rocky mengaku, hujan deras ini menyebabkan jarak pandang arus penyeberangan tidak terlihat oleh para nahkoda kapal.

“Bahkan, hanya dari jarak pandang 200 meter pun tidak terlihat. Untuk itu, penutupan sementara ini dilakukan baik dari arah Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi maupun dari Gilimanuk, Bali,” jelas Rocky.

“Ini demi keselamatan pelayaran, antisipasi terjadinya kecelakaan laut,” imbuhnya.

Rocky juga mengaku tidak bisa memastikan batas waktu penutupan penyeberangan, menunggu cuaca kembali normal.

Perlu diketahui, selama memasuki bulan Desember 2022 ini, cuaca buruk sering kali terjadi di kawasan Perairan Selat Bali. Pihak BPTD tetap mengoperasikan seluruh armada kapal di lintas Ketapang-Gilimanuk, apabila dinilai masih aman untuk pelayaran. Namun jika membahayakan, maka dilakukan penutupan sementara.

Di masa libur Tahun Baru ini, ASDP mengoperasikan 28 unit armada kapal di lintas Ketapang-Gilimanuk. Namun kapal yang disiagakan sebanyak 48 unit dan 20 kapal sisanya sebagai cadangan.

Seluruh kapal di operasikan maksimal apabila situasi arus penyeberangan sangat padat. Sedangkan jika kondisi padat, di operasikan 32 unit kapal dengan waktu bongkar muat masing-masing armada kapal di minimalisir dari 45 menit menjadi 32 menit.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button