BanyuwangiPemerintahan

Bupati Ipuk Fiestiandani Paparkan Inovasi Digitalisasi Banyuwangi di Seminar International

visfmbanyuwangi.com – Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia menunjuk Pemkab Banyuwangi dalam Indonesia – Jepang Knowledge Exchange Seminar 2022 di Kantor LAN RI, Jakarta.

Dalam seminar bertajuk “Metaverse Bureaucracy: Digital Tranformation of Local Government Services” tersebut, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memberikan pemaparan bersama sejumlah birokrat dari Jepang. 

“Kami sengaja mengundang Banyuwangi sebagai narasumber dikarenakan memiliki spirit inovasi yang baik. Terutama dalam melakukan transformasi digital,” kata Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI Tri Widodo Wahyu.

Bupati Ipuk menjelaskan, inovasi-inovasi yang dilakukan oleh Banyuwangi dalam membentuk birokrasi yang baik inilah menjadi modal penting untuk transformasi menuju birokrasi metaverse.

Sementara itu, Direktur Bidang Informasi, Pendidikan, dan Kebudayaan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Wakabayashi Takahiro, menyebutkan bahwa upaya digitalisasi birokrasi mensyaratkan adanya kekompakan.

“Seluruh pihak harus saling mendukung untuk bersama mendigitalisasi layanan,” ungkapnya.

“Kegiatan saat ini adalah bentuk saling support untuk mewujudkan digitalisasi birokrasi. Sebagaimana diketahui, agenda G20 dimana Indonesia menjadi presidensi, salah satu agenda pentingnya adalah digitalisasi,” papar Wakabayashi.

Wakabayashi mengamati proses digitalisasi birokrasi di Indonesia berjalan baik. Terutama pada penanganan Covid 19 dalam aplikasi Peduli Lindungi. Awalnya, hal tersebut, sempat disangsikan. “Namun, dengan berbagai support, aplikasi tersebut berjalan dengan baik,” ujarnya.

Wakabayashi menjelaskan, selain itu, pihaknya melihat sejumlah daerah juga bertransformasi cukup baik dalam mewujudkan birokrasi digital.

“Termasuk Banyuwangi yang cukup lama kami pelajari,” imbuhnya.

LAN RI menggelar acara tersebut bersama The Japan Council of Local Authorities for International Relations, Singapore Representative Office (J-Clair Singapore) dan Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang.

Selain Bupati Ipuk, acara tersebut juga menghadirkan Yasukawa Kohei (Direktur Transformasi Birokrasi Digital Kota Fukuoka, Jepang) dan Tanno Yusuke (Kepala Transformasi Digital Kantor Pemasaran Kota Nayogawa, Jepang) serta Manpalagupta Sitorus (Chief Sales Marketing WIR Group).

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Ipuk memaparkan tentang tantangan yang harus dihadapi oleh Banyuwangi sehingga mendorong untuk melakukan digitalisasi birokrasi.

“Banyuwangi memiliki kawasan yang luas dan membutuhkan pelayanan publik yang cepat. Inilah yang mengharuskan kami untuk bertransformasi ke pelayanan digital,” ungkap Bupati Ipuk.

Untuk menjawab hal itu, Banyuwangi mengembangkan sejumlah aplikasi untuk mempercepat kinerja pemerintahan dan pelayanan publik. Kami juga mengembangkan smart kampung untuk mengajak pemerintah desa bersama-sama bertransformasi digital,” paparnya.

Akan tetapi, lanjut Bupati Ipuk, transformasi digital tidak serta merta akan diikuti oleh masyarakat yang masih rendah pemahaman digitalnya. Untuk itu, berbagai layanan offline juga terus digalakkan. Seperti halnya Mal Pelayanan Publik (MPP), Pasar Pelayanan Publik, Gerai Pelayanan Publik khusus nelayan dan berbagai layanan jemput bola lainnya, diantaranya Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa).

“Dari program-program itu menjadi media bagi pemkab untuk mensosialisasikan ragam layanan digital. Baik secara keseluruhan maupun sebagian. Di antaranya sekarang Pemkab Banyuwangi mengembangkan Mal Pelayanan Publik Digital,” pungkas bupati perempuan tersebut.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button