BanyuwangiPeristiwa

Diduga Terseret Arus, Siswa SMP Hilang di Selat Bali : Ini Pernah Terjadi 4 Tahun Lalu

visfmbanyuwangi.com – Siswa salah satu SMP Negeri di Banyuwangi hilang di kawasan Perairan Selat Bali diduga akibat terseret arus dan hingga kini masih dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan.

Korban IP berusia 15 tahun tercatat sebagai pelajar SMP Negeri 2 Kalipuro, Banyuwangi, bertempat tinggal di Lingkungan Kopenbayah, Kelurahan Giri, Kecamatan Giri, Banyuwangi.

Menurut keterangan saksi mata, pada Rabu sore (02/11/2022) sekira pukul 15.30 WIB, korban bersama 6 orang temannya sebaya datang ke area pantai yang berada tepat di sisi utara kawasan Wisata Pantai Cacalan, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.

“Selang beberapa lama, mereka mandi di pinggir pantai beramai ramai,” kata Nurhujani, Pengelola Wisata Pantai Cacalan.

“Disaat mandi itu, diantara mereka saling mengingatkan agar tidak mandi ke tengah laut. Tapi ternyata, korban terseret arus hingga ke tengah laut dan ke 6 temannya sudah tidak melihat korban lagi,” paparnya.

Nurhujani menjelaskan, mendapati kondisi ini, seluruh teman korban meminta tolong kepada sejumlah nelayan setempat yang kebetulan melintas di lokasi. Selanjutnya, nelayan tersebut melakukan penyisiran di sekitar lokasi yang diduga tempat korban tenggelam, namun tidak membuahkan hasil. Mereka pun melapor ke pihak pengelola Wisata Pantai Cacalan yang tidak jauh dari TKP.

“Setelah dapat laporan dari para nelayan, kami bersama aparat kepolisian dari Satpolairud Polresta Banyuwangi dan TNI AL serta Basarnas lakukan penyisiran dengan menggunakan perahu karet,” jelas Nurhujani.

Namun karena waktu sudah menjelang malam serta kondisi di lokasi gelap, pencarian di hentikan sementara dan di rencanakan dilanjutkan pada Kamis pagi.

“Dilokasi tak terjadi gelombang tinggi. Ketinggian hanya 0,5 meter, tapi angin cukup kencang. Sedangkan arus laut di lokasi cukup kuat. Kejadian serupa pernah terjadi pada 4 tahun silam,” kata Nurhujani.

Nurhujani menepis anggapan jika ini adalah mitos bahwa laut setempat selalu meminta tumbal korban.

“Peristiwa ini terjadi disebabkan karena kemungkinan korban tidak bisa berenang. Sementara arus di Perairan Selat Bali cukup kuat hingga korban terseret,” ungkap Nurhujani.

Selama proses pencarian, puluhan warga berkerumun di lokasi kejadian hingga malam hari. Sementara di lokasi sendiri minim penerangan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button