BanyuwangiPemerintahan

Dispertan : Sapi Lahir Prematur Bukan Karena Vaksin PMK

visfmbanyuwangi.com – Sejumlah sapi induk milik peternak di Banyuwangi yang melahirkan secara prematur dipastikan bukan karena setelah mendapat suntikan vaksin pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), namun disebabkan adanya berbagai faktor yang diantaranya karena hormon estrogen sapi serta cuaca yang tidak menentu.

Hal ini disampaikan Kabid Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Nanang Sugiharto dalam menanggapi laporan adanya beberapa ekor sapi milik peternak di wilayah Kecamatan Tegaldlimo yang mengalami kontraksi dan melahirkan secara prematur, diduga setelah mendapat suntikan vaksin pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari pihaknya.

“Secara teoritis, vaksin PMK itu tidak mempunyai efek samping apapun baik terhadap kebuntingan maupun terjadinya demam. Apabila sapi mengalami demam, itu wajar sebagai reaksi tubuh setelah mendapatkan vaksin PMK, sama seperti manusia saat setelah mendapat suntikan vaksin Covid-19. Karena vaksin itu adalah virus yang sudah dilemahkan dan dimasukkan ke dalam tubuh,” papar Nanang.

Diakui Nanang, beberapa hari sebelumnya, pihaknya telah melaksanakan vaksinasi PMK massal terhadap sapi para peternak di wilayah Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi guna meningkatkan cakupan vaksin.

“Pasca kegiatan itu, kami mendapat beberapa laporan mengenai adanya sapi yang lahir prematur serta mengalami demam yang diduga setelah mendapat suntikan vaksin,” kata Nanang.

Namun setelah dicek dilapangan, Nanang mengaku tidak ada masalah.

“Kami cek dilapangan, ternyata gak ada masalah. Jika berbicara soal prematur, itu adalah kondisi wajar yang biasa terjadi pada sapi peternak,” ungkapnya.

Nanang menjelang, ini kemungkinkan disebabkan karena gizi tubuh anak sapi didalam kandungan sangat bagus sehingga lahir duluan sebelum masa kandungan 9 bulan 10 hari.

“Selain itu juga karena faktor hormonal, misalnya hormon estrogen induk sapi lebih tinggi pada saat akhir-akhir kebuntingan sehingga anaknya lahir lebih cepat,” tutur Nanang.

Selanjutnya kata Nanang, bisa saja disebabkan karena kondisi cuaca saat ini yang tidak menentu, kadang hujan kadang panas.

“Bisa pula disebabkan karena faktor traumatik, dimana sapi itu pernah jatuh atau terpeleset. Sedangkan vaksin PMK sendiri sampai hari ini dinyatakan tidak mempunyai efek apapun terhadap ternak. Baik terhadap kebuntingan, demam atau sebagainya,” jelas Nanang.

Nanang mengaku telah melakukan vaksinasi PMK terhadap 50 ribuan lebih ekor sapi di seluruh kecamatan di Banyuwangi dan belum ditemukan berbagai kasus apapun. “Ada warga yang melapor sapinya mengalami keguguran ataupun mati, ternyata setelah dicek dilapangan matinya sudah 10 hari pasca mendapatkan vaksinasi PMK. Atau sebelum mendapat vaksinasi sudah mati terlebih dahulu,” imbuhnya.

Seperti dilaporkan sebelumnya, ada sejumlah sapi indukan yang tengah hamil di kawasan Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi mengalami kontraksi dan melahirkan secara prematur, diduga setelah mendapat suntikan vaksin pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi. Selain itu, beberapa ekor sapi juga mengalami kurang nafsu makan hingga menyebabkan badan sapi lemas.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button