Kisah Pilu Para Korban Banjir, Hingga Anaknya Tak Bisa Sekolah

visfmbanyuwangi.com – Anak-anak dari para korban banjir bandang di sejumlah kelurahan di Banyuwangi hingga kini tidak bisa bersekolah, akibat bangunan rumah jebol dan seluruh perabotan rusak serta terendam lumpur. Pasalnya, seluruh pakaian dan sepatu mereka sudah tidak layak dipakai lagi karena terendam lumpur.
Bahkan, televisi, lemari es, lemari pakaian dan berbagai barang berharga lainnya milik warga mengalami kerusakan sehingga nyaris tidak bisa digunakan kembali.
Seperti yang disampaikan oleh Sumarni, warga Lingkungan Sutri, Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi.
Perempuan berusia 49 tahun tersebut mengaku dirinya bersama suami tidak bisa menyelamatkan barang-barang berharga mereka, karena banjir bandang datang secara tiba-tiba pada Senin dini hari (17/10/2022) sekira pukul 03.30 WIB.
“Saya mendengar adanya suara kentongan yang dipukul berkali-kali oleh warga sebagai pertanda adanya banjir. Tapi pasa saya buka pintu rumah, genangan air segini (setinggi lutut orang dewasa) langsung masuk ke dalam rumah saya,” papar Sumarni.
Saat itu, Sumarni dan Paimin, suaminya beserta dua anaknya berusaha menyelamatkan diri didalam rumah dengan naik ke tempat yang lebih tinggi, karena debit air terus meningkat.
“Pas terjebak didalam rumah itu, banjir disertai lumpur terus masuk rumah. Merendam seluruh barang-barang saya. Tembok dapur dan beberapa bangunan rumah termasuk pagar jebol. Yo wes, kabeh barang kintir (hanyut) kebawa banjir,” kata Sumarni sambil mencuci beberapa potong pakaian dipinggir sungai.
Perlu diketahui, selama ini, Sumarni tinggal bersama Paimin (55), suaminya dan kedua anaknya, masing-masing Gunawan (26) dan Firmansyah (12).
Gunawan sudah bekerja di salah satu jasa pengiriman paket, sedangkan Firmansyah masih duduk di kelas 6 MIN Sobo.
Sumarni mengaku, anaknya yang pertama terpaksa belum bisa masuk kerja karena seluruh pakaian dan sepatunya sudah tidak layak di pakai akibat terendam lumpur.
“Anak saya yang kedua, juga gak bisa ke sekolah lagi. Gimana mau sekolah, lawong seragamnya. Sepatunya terendam lumpur. Gak bisa dipakai lagi wes,” papar Sumarni.
Sumarni juga mengaku, kaos yang dikenakannya saat ini adalah pinjaman dari tetangganya. Sebelumnya ada yang memberikan bantuan baju-baju bekas, namun seluruhnya berukuran kecil sehingga tidak bisa dipakai.
“Saya sama suami tak punya biaya untuk bangun kembali rumah saya yang rusak parah ini. Saya biarkan saja. Cuma bersih-bersih lumpur saja. Mau bangun rumah gak ada biaya. Suami saya hanya jualan bakso keliling,” jelasnya.
Sumarni berharap adanya bantuan dari pemerintah maupun pihak lain untuk diberikan biaya pembangunan rumahnya kembali.
“Saya haap ada bantuan dari pemerintah. Sekarang, terpaksa saya, suamai dan anak-anak saya tinggal sementara, numpang di rumah saudara,” kata Sumarni.
Lokasi rumah Sumarni sendiri berada tidak jauh dari bantaran sungai yang ada disisi utara.
“Disini sering terjadi banjir karena luapan aliran sungai itu. Tapi yang terparah adalah yang ini,” pungkas Sumarni.
Seperti diketahui, hujan deras dengan intensitas tinggi terjadi hampir merata di seluruh wilayah di Banyuwangi sejak Minggu malam (16/10/2022) hingga Senin pagi (17/10/2022). Menyebabkan, disejumlah titik terjadi banjir yang merusak rumah dan berbagai barang berharga milik warga.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, tercatat ada 971 Kepala Keluarga (KK) dengan total 3.329 jiwa di 3 Kelurahan di Banyuwangi terdampak banjir bandang tersebut. Yakni, Kelurahan Sobo, Kelurahan Kertosari dan Kelurahan Pakis.
Yang terparah, terjadi di kawasan Lingkungan Sutri dan Lingkungan Wonosari, Kelurahan Sobo.