BanyuwangiPeristiwa

Panggil 5 Oknum Terduga Pelaku Pengrusakan, Kapolresta : Kami Terapkan Konteks Bukan Konten

visfmbanyuwangi.com – Polisi segera memeriksa 5 oknum mahasiswa yang diduga terlibat dalam perusakan di area Gedung DPRD dan Kantor Pemkab Banyuwangi, pada aksi unjuk rasa tolak kenaikan harga BBM yang di gelar Jum’at lalu (16/9/2022).

Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Deddy Foury Millewa mengatakan, intinya, kepolisian melakukan pengecekan langsung di lapangan untuk mengungkap kasus perusakan tersebut dengan memeriksa saksi-saksi.

“Kepolisian telah menandai beberapa oknum massa yang diduga terlibat melakukan perusakan juga yang ikut serta dalam aksi itu,” ujarnya.

Menurut Kombes Deddy, pihaknya bergerak berdasarkan konteks bukan konten.

“Alhamdulillah, mahasiswa mendukung kepolisian untuk mengungkap kasus ini,” tuturnya.

Kapolresta mengakui bahwa yang melakukan perusakan sarana prasarana tersebut adalah beberapa oknum.

“Dari pengembangan penyidikan dilapangan, untuk sementara ini, masih ada 5 oknum mahasiswa yang diduga terlibat pengrusakan dan selanjutnya akan di konfirmasi lebih lanjut,” papar Kombes Deddy.

Meski demikian, Kapolresta mengaku belum mengetahui motif dari aksi perusakan fasilitas negara tersebut.

“Kami belum tahu motifnya. Kemungkinan ini adalah kekesalan pribadi yang ditumpahkan di ranah sosial karena kenaikan harga BBM adalah isu nasional. Mereka tidak mempunyai masalah dengan pemerintah daerah,” ujarnya.

Namun menurut Kapolresta, ini masalah pribadi yang di tumpahkan di suatu tempat.

Kombes Deddy menambahkan, penyidikan yang dilakukan kepolisian ini istilahnya adalah laporan polisi model A. “Yaitu melakukan konfirmasi dan mengecek saksi-saksi sehingga ke depan lebih kondusif lagi,” imbuhnya.

Gelombang demo penolakan kenaikan harga BBM terus bergejolak di Banyuwangi. Seperti yang terjadi pada Jum’at sore (16/9/2022) lalu. Dimana, ratusan mahasiswa berunjuk rasa di gedung DPRD dan kantor Bupati Banyuwangi.

Selain membakar ban di tengah jalan, massa juga merusak papan nama gedung DPRD serta merobohkan pagar kantor Pemkab Banyuwangi. Massa gabungan mahasiswa dari sejumlah organisasi tersebut mencabut satu persatu papan nama DPRD Banyuwangi dan menggantinya dengan tulisan ‘Mosi Tidak Percaya’. Yang menurut massa hal ini menunjukkan bahwa mereka sudah tidak percaya lagi dengan dewan perwakilan rakyat.

Aksi ini berlanjut dengan merusak pagar serta membakar ban di halaman kantor Bupati yang terlebih dahulu mereka melempari tomat. Aparat kepolisian yang mengamankan jalannya aksi itu mencoba meredam emosi massa, namun tidak berhasil sehingga mereka menduduki kantor Bupati.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button