BanyuwangiPemerintahan

Banyuwangi Ajak Warganya Manfaatkan Makanan Non Beras Lewat Festival

visfmbanyuwangi.com – Para kader PKK Banyuwangi unjuk kreativitas mengolah aneka makanan dan kudapan berbahan dasar non beras yang disajikan secara menarik dalam Festival Pangan Non Beras (Fepanora). Festival ini digelar di Taman Blambangan Banyuwangi, Sabtu (17/9/2022).

Aneka olahan makanan sehat yang berasal dari tanaman pangan lokal ditampilkan para kader PKK dari 25 kecamatan di Banyuwangi. Sebut saja Nasi Sinaga (makanan berbahan singkong dan buah naga), jagung talas kukus, nasi jalut (jagung pulut), bola-bola telo (ubi) ungu isi rebung, singkong gulung nori, lontong bentul, hingga sushi singkong udang. Juga ada aneka lauk pauk lezat sebagai pelengkap hidangan makan siang.

Ada aniku (acar nila kuning), tempe telor (pelor) panggang, terong ikan lipat (talipat), gecok ares pisang, sushi daun mengkudu, sakemoz (sabrang, keju mozarella, telur), hingga lele cordon bleu.

Asisten Pemerintahan dan Kesra, Arief Setiawan saat membuka festival tersebut mengatakan, lewat festival ini, pemkab ingin mengajak masyarakat akan pentingnya pemanfaatan makanan non beras. Banyuwangi mempunyai beraneka hasil pertanian.

“Kebutuhan karbohidrat tak hanya didapat dari beras dan terigu. Tapi bisa dari jagung, umbi-umbian, sayuran dan lain-lain. Untuk lebih menarik, maka semua harus kreatif didalam mengolahnya,” papar Arief.

Para peserta festival mengolah bahan-bahan pangan. Seperti singkong, jagung, talas, ubi, kentang, dan ganyong. Ada pula buah naga, jeruk, pisang, kelapa dan lemon. Sementara sayuran juga banyak dipakai mulai dari daun pepaya, daun singkong, daun sawi, kecombrang, terong, dan lain-lain.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, M. Khoiri menambahkan, event ini akan semakin meningkatkan kemanfaatan pangan non beras dan terigu. “Ini sebagai kampanye kepada masyarakat bahwa bahan pangan utama bukanlah nasi saja,” ungkapnya.

Khoiri mengaku, masih banyak hasil bumi yang bisa diolah. Menyadarkan warga pemenuhan gizi bisa dari aneka bahan lainnya, sehingga tidak terpaku pada nasi saja.

“Dengan asupan yang baik dari berbagai bahan pangan, dipastikan kecukupan gizi bisa terpenuhi. Ini juga menghindarkan resiko stunting,” kata Khoiri.

Selain melombakan kreasi pangan non beras, kegiatan ini juga diisi dengan launching e-book pangan non beras. E-book tersebut bisa diakses di website Dinas Pertanian dan Pangan. Yang di dalamnya, sekaligus pengguna bisa menghitung pemenuhan gizi yang dibutuhkan.

Festival ini disambut gembira oleh kader PKK. Menurut mereka, festival yang digelar rutin tiap tahun ini memicu mereka untuk terus berkreasi mengolah bahan pangan yang ada di sekitar mereka. 

Asmaul Husan, kader PKK dari Kecamatan Licin mengaku pihaknya membuat talas monyong. “Talas dikukus dibuat seperti burger, dibungkus daun pisang lalu dibakar. Lauknya sidat geplek, dibumbu rempah-rempah dan ditambahkan kecombrang. Kudapannya susu dan tepung jagung,” ujar Asmaul.

Dalam kesempatan itu, diberikan penghargaan kepada 7 hotel, 3 restoran dan 6 UMKM yang konsisten memanfaatkan menu pangan non beras dalam menu pilihannya. Diserahkan pula penghargaan kepada para pemenang lomba kreasi makanan sehat non beras.

Juara 1 diraih TP PKK Kecamatan Licin. Juara 2 TP PKK Kecamatan Kabat. Juara 3 TP PKK Kecamatan Kalipuro.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button