BanyuwangiPeristiwa

Tolak Kenaikan BBM, Massa Duduki Gedung DPRD Banyuwangi  

visfmbanyuwangi.com – Ratusan massa aksi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang menyuarakan tolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menerobos dan menduduki gedung DPRD Banyuwangi karena tidak ditemui anggota dewan sejak aksi di gelar pada Jum’at sore (9/9/2022).

Mereka menggelar aksi unjuk rasa sekitar pukul 14.30 WIB. Karena tak kunjung ditemui perwakilan dewan, sekitar pukul 16.20 WIB ratusan mahasiswa menerobos masuk. Mereka menduduki kantor DPRD Banyuwangi.

Terlihat ratusan aparat kepolisian Polresta Banyuwangi menjaga ketat jalannya aksi demo mahasiswa itu. Ratusan massa tampak menunggu di luar ruangan rapat dewan. Emosi massa meredam setelah perwakilan dari mereka ditemui di ruang rapat oleh anggota DPRD Banyuwangi untuk melakukan mediasi.

Dan sekitar pukul 18.25 WIB, massa aksi perlahan mulai membubarkan diri. Namun, mereka harus menelan kekecewaan karena tidak ditemui langsung Ketua DPRD Banyuwangi, I Made Cahyana Negara. Mereka hanya ditemui oleh seorang anggota dewan dari Fraksi PDI Perjuangan Anom Basori, saat melangsungkan mediasi dengan perwakilan mahasiswa.

Dalam dialog tersebut, mereka menuntut agar dewan di Kabupaten Banyuwangi ikut mengawal kebijakan pemerintah yang dinilai menyengsarakan rakyat tersebut.

“Ketua DPRD Banyuwangi berhalangan ditemui karena alasan tidak jelas. Maka PMII Banyuwangi menyatakan bahwa ini merupakan bukti matinya hati nurani dewan perwakilan rakyat daerah,” kata Korlap Aksi, M Haddad Alwi Nasya.

Menurutnya, aksi yang mereka lakukan dirasa belum tuntas karena tidak ditemui langsung oleh Ketua DPRD Banyuwangi.

“Sehingga kami berjanji akan kembali turun jalan dengan massa yang lebih besar. Kami bersepakat hari Senin (12/9/2022) mendatang akan kembali berunjuk rasa dengan massa yang lebih besar,” papar Haddad.

Sementara Anggota DPRD Banyuwangi Anom Basori, secara tegas juga sepakat menolak kenaikan harga BBM.

“Kami seperjuangan dengan mahasiswa dan masyarakat berupaya agar harga BBM ini dikembalikan seperti harga awal,” ujar Anom.

“Kenaikan harga BBM berdampak luas kepada masyarakat, seperti petani, nelayan hingga sektor-sektor produksi yang mengandalkan bahan bakar minyak,” ungkapnya.

Makanya kata Anom, pihaknya memfasilitasi para mahasiswa tersebut dalam menyampaikan aspirasinya.

“Dialog juga sudah selesai, untuk selanjutnya akan kami teruskan kepada pimpinan, yang kami lanjut ke pejabat di tingkat pusat,” tutur Anom.

Usai berdialog terbuka, mereka perlahan membubarkan diri sekitar pukul 18.25 WIB sembari menghidupkan flash handphone serta menyanyikan lagu kebanggannya mars PMII dan mars mahasiswa ‘totalitas perjuangan’.

Sebelumnya, ratusan mahasiswa PMII itu mulai menggelar aksinya sekitar pukul 14.30 WIB di Jalan Brigjen Katamso, simpang tiga depan kantor DPRD Banyuwangi.

Aksi itu merupakan gelombang kedua setelah beberapa hari lalu gedung DPRD Banyuwangi di demo massa dari gabungan GMNI, HMI, IMM dan aliansi BEM.

Menurut massa PMII, kenaikan harga BBM bersubsidi saat ini hanya akan menyusahkan rakyat. Karena berdampak dengan kenaikan harga bahan pokok.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button