BanyuwangiPemerintahan

Banyuwangi Ajak Freelancer Tingkatkan Kompetensinya Lewat “Freelance Hacks”

visfmbanyuwangi.com – Pemkab Banyuwangi menyelenggarakan program “Freelance Hacks” untuk anak-anak muda, mengingat saat ini banyak peluang menjanjikan dengan adanya system kerja digital.

Seperti diketahui, saat ini profesi sebagai freelancer (pekerja lepas) menjadi salah satu pilihan banyak anak muda. Peluang-peluang itulah yang coba di tawarkan Pemkab Banyuwangi kepada anak-anak mudanya dalam sebuah program bertajuk “Freelance Hacks” selama empat hari, 5 – 8 September 2022.

Saat membuka kegiatan tersebut di Pendopo Sabha Swagatha Blambangan, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, dunia kerja kini sedemikian terdisrupsi. Ada semakin banyak peluang, termasuk menjadi freelancer.

“Ini jangan dipandang sebelah mata. Karena kerjanya bisa dari mana saja dan ordernya dari seluruh dunia. Pendapatannya pun sangat menjanjikan, ada yang per project desain, bisa dibayar belasan sampai puluhan juta,” ungkap Bupati Ipuk.

Bupati Ipuk menjelaskan, profesi freelancer memberikan kemudahan kepada anak muda karena konsep kerjanya fleksibel. Ada riset menyebutkan, 47% pekerja dunia sekarang adalah freelancer karena jam kerjanya fleksibel.

“Google lebih banyak mempekerjakan freelancer daripada staf biasa. Sebanyak 36 persen dari bisnis di dunia meng-outsource pekerja web desain. Ini dunia baru yang bisa didalami anak-anak muda Banyuwangi,” jelas Bupati Ipuk.

Maka kata Bupati Ipuk, pemkab menghadirkan program Freelance Hacks ini untuk membekali para freelancer Banyuwangi, meningkatkan kompetensinya, sehingga bisa lebih kompetitif dan bisa memperluas pasarnya sampai luar negeri.

Diikuti 100 peserta, program “Freelance Hacks” melibatkan para mentor profesional. Di antaranya freelance designer Papang Jakfar, Direktur Indiekraf Indonesia Ziaelfikar Albaba, Design Lead & Ui Ux Designer Figma Indonesia Fariz Wijaya, dan creative voice over dan dubber Willy Pramana. Ada pula desainer ekslusif Freepik Ronny Setiyawan dan akademisi Universitas Brawijaya Dias Satria.

Sejumlah materi akan disampaikan ke peserta, mulai dari cara presentasi produk desain yang berfokus pada pasar B2B (business to business), personal branding, dan kompetensi teknis terkait desain seperti untuk media sosial, UI/UX, dan website.

Bupati Ipuk mengaku, Freelance Hacks pertama ini untuk desainer. Tahap berikutnya dibuat untuk segmen lain, seperti freelance photographer, penerjemah, pengembang berbasis IT, dan sebagainya.

“Saya contohkan materi personal branding yang sangat penting bagi freelancer. Tanpa personal branding, freelancer akan sulit menemukan dan ditemukan pasar,” ungkap bupati perempuan tersebut.

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Perindustrian Kabupaten Banyuwangi Abdul Kadir menambahkan, Freelance Hacks berfokus pada pengembangan skill desain dan menyiapkan profil kerja untuk berkreatifitas di media sosial.

“Banyuwangi merupakan salah satu yang terdepan dalam mengembangkan pasar tenaga kerja digital. Kami berkolaborasi dengan freelancer professional, seperti yang sudah mempunyai portofolio dengan World Disney dan vendor besar internasional yang lain, untuk bisa berbagi ilmu dengan freelancer Banyuwangi,” pungkas Kadir.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button