visfmbanyuwangi.com – Lahan perhutani di kawasan Cagar Alam Kawah Ijen Merapi Ungup-Ungup terbakar dan hingga saat ini masih terus dilakukan upaya pemadaman dengan melibatkan berbagai pihak.
Lokasi kebakaran lahan ini tepat berada di areal perhutani KPH Banyuwangi Utara, BKPH Watudodol, RPH Alasbuluh petak 26 a di teres 22 hektar dengan jumlah pohon 2.632 batang kayu jati.
Namun menurut Kepala Resort Konservasi Wilayah (RKW) 18 Ijen, Sigit Haribowo, pihaknya belum bisa memastikan luasan lahan yang terbakar karena ada beberapa titik kebakaran yang lokasinya sangat jauh dan terjal.
“Sebagian besar yang terbakar adalah daun-daun kayu jati kering yang jatuh ke tanah, disebabkan karena perhutani kemungkinan akan memanen pohon-pohon kayu jati untuk di tebang,” ungkap Sigit.
“Dari pantauan hotshop, awalnya posisi kebakaran berada di luar kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen. Setelah dilakukan pengecekan hotshop ulang, rupanya titik kebakaran berjalan dan berada di wilayah BKSDA di sisi utara sebelah barat,” paparnya.
Hingga saat ini kata Sigit, pihaknya masih belum bisa menjangkau titik yang paling jauh dari wilayah kerjanya karena jalanannya cukup terjal. Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur RKW 18 Kawah Ijen melakukan pemadaman api di sejumlah lokasi yang dapat terjangkau. Dan upaya ini akan terus dilakukan sampai batas waktu yang belum bisa dipastikan.
“Kami belum bisa pastikan penyebab terjadinya kebakaran. Kami harus berkoordinasi dengan Perhutani selaku pemilik lahan. RKW 18 Kawah Ijen hanya melakukan pemadaman dan membuat lingkaran api agar tak semakin menjalar. Yang pasti, lokasi lahan yang terbakar di luar kawasan TWA Kawah Ijen,” jelas Sigit.
Sementara itu, dalam dua hari terakhir ini, api dari kebakaran lahan tersebut terlihat dari kawasan Banyuwangi kota. Bahkan, kobaran api terlihat jelas di beberapa titik di lereng pegunungan. Namun titik api sangat terlihat jelas dari kawasan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi hingga ke Kecamatan Wongsorejo yang ada di wilayah Banyuwangi utara.
