visfmbanyuwangi.com – SDN 2 Kepundungan, Kecamatan Srono, Banyuwangi berencana melakukan pendampingan terhadap Farel Prayoga untuk melaksanakan pembelajaran secara daring di sela kesibukan manggungnya, untuk mengejar ketertinggalan seluruh mata pelajaran di sekolah.
Seperti diketahui, usai tampil di depan Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada peringatan HUT Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia, tawaran manggung Farel Prayoga terus mengalir baik di Banyuwangi sendiri maupun ke luar kota.
Akibatnya, bocah berusia 12 tahun tersebut sudah tidak masuk sekolah, terhitung sejak tanggal 16 Agustus 2022 hingga saat ini.
Menanggapi kondisi ini, Kepala Sekolah SDN 2 Kepundungan, Ambarwati mengatakan, proses pembelajaran diseluruh sekolah saat ini memakai kurikulum merdeka, termasuk di sekolahan yang dipimpinnya.
“Kami berencana mengusahakan harus ada pendamping terhadap Farel untuk mengejar ketertinggalan pelajarannya di sekolah. Misalnya, disela-sela kegiatannya sebelum manggung, bisa melaksanakan daring atau zoom bersama pendamping itu,” papar Ambarwati.
“Setidaknya, pendamping itu dari sarjana pendidikan,” imbuhnya.
Ambarwati mengaku itu adalah rencana kebijakan sekolah yang sudah di konsultasikan kepada guru-guru. “Tapi tentunya terlebih dahulu harus mendapatkan ijin dari Dinas Pendidikan,” ungkapnya.
Ambarwati menyebut, dikalangan teman-teman sekolahnya, Farel dikenal sebagai sosok yang ramah dan rendah hati serta sering berbagi.
“Apalagi disaat setelah mendapat job manggung, dia sering kali mentraktir teman-temannya makan minum, terutama siswa kelas 6,” tuturnya.
Dari pendidikan akademik dan non akademiknya pun, Farel dinilai lumayan bagus. Menurut Ambarwati, selama ini, Farel selalu menyempatkan masuk sekolah meskipun di malam harinya telah mendapat job manggung, utamanya di wilayah Banyuwangi.
“Tapi sejak tampil di Istana Negara itu, sampai saat ini belum masuk sekolah karena banyak tawaran manggung di luar kota,” pungkas Ambarwati.
Kehidupan Farel Prayoga, anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Joko Suyoto dan Siti Nurjayana tersebut terbilang cukup keras. Sejak kelas 2 SD, dia harus ikut mengamen bersama ayahnya dari pasar ke pasar untuk menopang perekonomian keluarganya. Bahkan, 3 bulan sebelum berangkat ke Jakarta, Farel masih ikut mengamen dengan ayahnya.
