BanyuwangiPeristiwa

Dermaga Kapal Selam di Tanjung Wangi Untuk Bongkar Muat Ikan

visfmbanyuwangi.com – Dermaga Kapal Selam yang ada di area Pelabuhan Tanjung Wangi Banyuwangi belum di pergunakan sesuai peruntukkannya, namun di gunakan untuk kegiatan bongkar muat kapal ikan dan tanker.

Pembangunan dermaga sepanjang 50 meter lebar 15 meter tersebut menggunakan APBN yang di pergunakan untuk pemeliharaan Kapal Selam.

Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Pelabuhan Tanjung Wangi, Benyamin Ginting mengatakan, memang rencana awal, dermaga tersebut akan digunakan untuk kegiatan kapal selam.

“Hampir berjalan 2 tahun sejak selesai pembangunannya, dermaga berstatus APBN itu dalam proses pemeliharaan KSOP dan Pelindo, selaku pihak yang di berikan ijin oleh pemerintah pusat karena kapal selam merupakan asset negara,” papar Ginting.

“Setelah di lakukan evaluasi, utamanya dengan adanya peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala 402 pada Rabu (21/4/2021) lalu, maka dermaga kapal selam itu tidak digunakan untuk sementara waktu dan pemeliharannya di kembalikan ke KSOP,” jelasnya.

KRI Nanggala 402 yang merupakan Kapal selam type 209/1300 itu tenggelam dengan membawa 53 orang terdiri dari 49 ABK, 1 Komandan Satuan dan 3 personel arsenal. Dan 2 dari 49 ABK tersebut adalah warga Banyuwangi. Yakni, Sertu Mes Dedi Hari Susilo yang merupakan Juru Diesel 1 dan Serda Ede Pandu Yudha Kusuma, merupakan operator senjata 2 di KRI Nanggala 402.

Sedianya kapal selam ini akan mendukung angkatan perang TNI Angkatan Laut dalam latihan serta uji coba rudal yang digelar di perairan Laut Bali Utara.

Ginting mengaku, seusai instruksi Kementrian Perhubungan dalam rangka memaksimalkan asset BUMN untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), maka, saat ini dermaga tersebut di pergunakan untuk kegiatan bongkar muat kapal ikan dan tanker dalam rangka menghasilkan PNBP ke negara.

“Siapapun bisa memakai dermaga itu, selama memenuhi ketentuan dan aturan yang ada di Pelabuhan. Untuk perusahan tankernya tak terdaftar di Banyuwangi, maka tak bisa melakukan aktifitas di dermaga tersebut karena sistemnya sudah online,” papar Ginting.

Dari pantauan dilapangan, di dermaga yang awalnya di peruntukkan bagi pemeliharaan kapal selam tersebut, setiap hari dipergunakan untuk aktifitas bongkar muat kapal ikan secara bergantian.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button