Banyuwangi MoU Kerjasama Antar Daerah Dalam Perdagangan Pangan

visfmbanyuwangi.com – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dalam acara Kick off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNIP) di Malang, guna peningkatan kerjasama perdagangan antar daerah.
Seperti diketahui, Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu lumbung pangan di Jawa Timur. Kerjasama Antar Daerah dalam perdagangan pangan ini, bisa dilakukan antar pemerintah daerah (government to government) ataupun antar pelaku usaha (bussines to bussines). Hal ini untuk mengurangi resiko inflasi komoditas pangan di suatu daerah dengan menyuplai komoditas yang sama dari daerah lainnya.
“Semoga dengan kerjasama ini dapat semakin meningkatkan produktivitas hasil panen dan memperluas pemasarannya. Sehingga bisa berdampak kepada petani dan kepada masyarakat secara luas,” papar Bupati Ipuk.
Dalam kerjasama tersebut, Banyuwangi juga melibatkan Gapoktan Tani Makmur dari Grajagan, Kecamatan Purwoharjo. Gapoktan tersebut bekerjasama dengan Perusahaan Daerah Tugu, Kabupaten Malang dalam upaya peningkatan produksi kedelai dan jagung.
“Ini menambah kerjasama antar daerah lainnya yang telah dilakukan Banyuwangi sebelumnya. Terutama di sektor pangan dengan komoditas yang berbeda. Inflasi Year on Year per Juli ini secara nasional di bidang pangan mencapai 10,4 persen,” jelas bupati perempuan tersebut.
“Ini memiliki dampak langsung ke masyarakat secara luas. Karena sektor pangan menjadi pengeluaran terbesar bagi mayoritas masyarakat di Indonesia,” imbuhnya.
Saat memberikan paparan pada acara tersebut, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa pengendalian inflasi pangan ini ibarat perjuangan mempertahankan kemerdekaan. “Karena menyangkut hajat hidup orang banyak,” ungkapnya.
“Bank Indonesia menargetkan inflasi di bidang pangan tersebut mencapai 5 persen, maksimal 6 persen. Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan ini menjadi sangat penting,” kata Perry.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan ini sengaja diawali dari Jawa Timur karena merupakan penyuplai pangan nasional.
“Produksi pangan di Jawa Timur tidak hanya untuk Jawa Timur saja, namun juga untuk nasional. 16 provinsi di Indonesia timur menggantungkan pangannya ke Jawa Timur,” ungkap Khofifah.
GNIP sendiri terdiri beberapa agenda. Selain peningkatan Kerjasama Antar Daerah, juga dilakukan deklarasi bersama untuk operasi pasar serentak di 88 titik pasar se Jawa. Kemudian disusul dengan bantuan peningkatan komoditas pertanian melalui program sosial Bank Indonesia serta gerakan urban farming dengan membagikan 77 ribu bibit cabai.