BanyuwangiPeristiwa

Tak Mau Minum Obat, ABK Kapal Ikan Meninggal di Tengah Laut

visfmbanyuwangi.com – Seorang Anak Buah Kapal (ABK) asal Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatra Selatan meninggal dunia didalam kapal ikan tempatnya bekerja, saat bersandar di dermaga Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, diduga karena sakit.

Sebelumnya, sejumlah temannya sesama ABK di kapal KMN Abadi Jaya A1 menyatakan bahwa korban, Sukarno (20) mengeluh sakit saat kapal tengah melakukan penangkapan ikan di Perairan Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kapolsek KP3 Tanjung Wangi, Banyuwangi, AKP Ali Masduki mengatakan, dari keterangan beberapa orang ABK, kapal KMN Abadi Jaya A1 tersebut telah berlayar sejak 1 bulan lalu untuk bekerja menangkap ikan di Perairan Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur di fishing ground atau area penangkapan ikan di tengah laut pada koordinat 11°18’985” LS/118°52’665” BT.

“Pada Jum’at (5/8/2022) sekira pukul 20.00 WITA, pria yang bertempat tinggal di Dusun I, Desa Sukacinta, Kecamatan Muara Kuang, Kabupaten Ogan Ilir tersebut mengeluh lemas dan sakit kepala,” ujar Kapolsek.

“Kemudian, Asmadi, sepupu korban memintakan obat sakit kepala kepada Nahkoda kapal, Naryudi,” tuturnya.

AKP Ali Masduki menceritakan, ke esokan harinya, Sabtu (7/8/2022), korban tidak ikut bekerja mencari ikan dan di rawat oleh sepupunya tersebut di kamar ABK KMN Abadi Jaya A1.

“Menurut keterangan keponakannya, korban sejak minggu pagi sudah tidak mau minum obat dan hanya mau makan bubur. Kemudian, Asmadi melap badan korban menggunakan air dan pada saat itu nafas korban sudah terengah-engah. Selang beberapa lama, korban diketahui meninggal dunia,” papar AKP Ali Masduki.

Kapolsek menegaskan bahwa, mengetahui kondisi ini, nahkoda kapal pun memutuskan untuk tidak melanjutkan pekerjaan menangkap ikan dan memilih memilih untuk berlayar pulang menuju pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi, tempat pertama kali berlayar, untuk mengevakuasi korban.

Sesampainya di pelabuhan Tanjungwangi, jenazah korban dibawa ke kamar mayat RSUD Blambangan Banyuwangi guna dilakukan penanganan medis. Proses evakuasi dilakukan secara berama-sama oleh para ABK dengan petugas rumah sakit.

“Dari hasil pemeriksaan fisik luar oleh medis, tak ada tanda tanda kekerasan pada tubuh korban. Sehingga diduga kuat, korban meninggal dunia karena sakit,” jelas Kapolsek.

Setelah dilakukan penanganan secara agama di kamar mayat RSUD Blambangan Banyuwangi, jenazah korban itupun segera dibawa pulang ke kampung halamannya untuk dimakamkan.

“Karena pihak keluarga menerima kematian korban dan tak bersedia dilakukan otopsi,” pungkas Kapolsek.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button