Penanganan Stunting di Banyuwangi Dilakukan Keroyokan Lewat Gerakan Belanja ke Pasar

visfmbanyuwangi.com – Gerakan ”Belanja ke Pasar dan UMKM” yang dikolaborasikan Pemkab Banyuwangi rutin digelar pada tanggal “cantik” setiap bulannya sejak setahun lalu, mulai di upayakan untuk gotong royong penanganan stunting. Sejak 7/7 (7 Juli 2022), aksi konkrit belanja yang dilakukan ASN dan berbagai komunitas itu memborong beragam produk pangan untuk membantu meningkatkan gizi anak stunting.
Dan aksi serupa akan kembali digelar pada 8/8 atau 8 Agustus 2022.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, pihaknya ingin menjadikan gerakan belanja ini sekaligus sebagai upaya gotong royong penanganan stunting, termasuk membantu ibu hamil berisiko tinggi. “Nanti hasilnya didonasikan untuk penanganan stunting,” tuturnya.
Bupati Ipuk mengaku, pemkab sudah mempunyai data detail, by name, by address, di setiap wilayah garapan Puskesmas yang nantinya disalurkan di sana.
“Sejumlah kebutuhan gizi anak seperti susu, telur, kacang hijau, biskuit bayi, protein hewani, sayur, dan lainnya akan diborong. Yang diutamakan adalah pangan lokal, tidak hanya produksi pabrikan,” kata Bupati Ipuk.
Bupati perempuan tersebut menambahkan, hasil dari gerakan belanja tanggal 8 bulan 8 ini langsung didistribusikan ke ribuan anak yang telah terdata. Termasuk ditujukan ke anak-anak yatim piatu yang berpotensi mengalami stunting.
“Di Banyuwangi, penanganan stunting dilakukan keroyokan secara bergotong royong. Tak hanya menjadi tugas Puskesmas dan Dinas Kesehatan saja, melainkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga ikut terlibat,” papar Bupati Ipuk.
Diakuinya, penyebab stunting bukan hanya masalah kesehatan, bisa juga karena faktor lingkungan dan banyak lainnya. Maka penanganannya pun tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, namun semua OPD harus bergerak bersama.
Dalam penanganan stunting, Banyuwangi telah mengidentifikasi data by name, by address, berikut faktor resikonya. Setelah dilakukan identifikasi, penanganan dilakukan secara gotong royong lintas sektoral. Misalnya karena faktor ekonomi, anak nelayan miskin mengalami mal nutrisi sehingga terindikasi stunting.
“Selain anak akan rutin diberikan makanan dan vitamin tambahan, orang tuanya juga diintervensi untuk peningkatan ekonominya,” imbuh Bupati Ipuk.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Amir Hidayat mengatakan, untuk percepatan penurunan dan penanganan stunting, Pemkab Banyuwangi telah meluncurkan program “Banyuwangi Tanggap Stunting (BTS)”.
“Dalam program BTS ini, terdapat 5 langkah penanganan. Di antaranya adalah identifikasi balita stunting (by name, by adress/coordinat, by problem); lalu perbaiki problem faktor penyebab stunting, misalnya masalah ekonomi, kondisi kesehatan, gizi, dan lainnya,” pungkas Amir.