BanyuwangiPemerintahan

Bangkai Paus “Sperma” Mulai Keluarkan Bau Busuk. Ini Penyebabnya !

visfmbanyuwangi.com – Bangkai Paus jenis Sperma yang terdampar di Pantai Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi belum berhasil di evakuasi sejak ditemukan mati pada Senin malam (1/8/2022) lalu dan saat ini sudah menimbulkan bau busuk.

Kondisi ini disebabkan karena alat berat yang disiapkan di lokasi, tidak mampu untuk menarik paus ke pinggir pantai, mengingat bobotnya mencapai 30 ton dan panjang 16,5 meter.

Selain itu, kapal Tugboat yang disiagakan oleh TNI AL dan Satpolairud Banyuwangi juga belum mampu untuk menarik bangkai paus ke lokasi penguburan yang sudah ditentukan, yakni di area lahan milik ASDP yang ada di sisi selatan dermaga LCM Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

Sementara, tim dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPBSPL) Denpasar Bali wilayah kerja Banyuwangi bersama tim kesehatan dari Universitas Airlangga sudah memotong beberapa bagian badan paus, untuk dilakukan otopsi. Diantaranya bagian mulut dan gigi.

Paus Sperma atau Paus Kepala Kotak (Physeter Macrocephalus) ini adalah hewan terbesar dalam kelompok paus bergigi sekaligus hewan bergigi terbesar di dunia. Hal itu terbukti, dari potongan mulut Paus Sperma yang terdampar di kawasan Pantai Bulusan tersebut, terdapat gigi berukuran besar dan cukup tajam.

Sekretaris Dinas Perikanan, Banyuwangi, Suryono Bintang Samudra mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengukuran terhadap badan paus tersebut saat air laut surut. Yang ternyata memiliki panjang 16,5 meter dan bobot sekitar 30 ton.

“Hingga kini bangkai paus belum berhasil di evakuasi atau ditarik oleh alat berat maupun kapal Tugboat karena kondisi badannya yang cukup besar,” tutur Suryono.

Menurutnya, semula pola evakuasi adalah dengan menarik bangkai paus menggunakan kapal Tugboat ke arah utara mengikuti aliran arus laut ke kawasan lahan milik ASDP, lokasi yang digunakan untuk mengubur. Karena setelah di otopsi diambil tulang-tulangnya untuk dijadikan bahan penelitian, rencananya bangkai paus akan di kubur secara utuh.

“Tapi beberapa rencana langkah itu gagal. Rencananya bangkai paus akan di kubur di kawasan Pantai Bulusan, setelah dilakukan pemotongan menggunakan alat senso menjadi beberapa bagian kecil. Jika tak memadai, maka sisa potongan paus akan di kubur di lahan milik ASDP,” jelas Suryono.

Disampaikan Suryono, saat ini bangkai paus sudah menimbulkan bau busuk. Untuk itulah, upaya pemotongan akan segera dilakukan dan harus selesai satu hari.

“Jika ini belum dilakukan, maka bangkai paus itu akan mencemari air laut serta menjadi polusi udara di sekitar sini,” ungkapnya.

Suryono menambahkan, di kawasan Pantai Bulusan telah dilakukan penggalian menggunakan alat Excavator hanya sedalam 2 meter, karena alat berat yang dihadirkan ke lokasi berukuran kecil. “Apabila Excavator besar, tak bisa melewati jalanan gang yang menuju ke Pantai Bulusan ini,” imbuhnya.

Sementara, bangkai Paus jenis Sperma tersebut berada sekitar 50 meter dari bibir Pantai Bulusan dan menjadi tontonan warga. Dari bagian badan paus yang sudah dipotong untuk kepentingan otopsi, terus mengeluarkan darah sehingga air laut disekitar lokasi bangkai bewarna kemerahan. Bahkan, kulit paus pun sudah mulai terkelupas.

Seperti diketahui, Paus jenis Sperma tersebut diketahui mati pada Senin malam (1/8/2022) setelah terdampar di perairan Selat Bali.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button