BanyuwangiPemerintahan

Bulan Bung Karno, Bupati Ipuk Fiestiandani Ajak Pemuda Bangun Daerah 

visfmbanyuwangi.com – Momentum Bulan Bung Karno yang diperingati setiap Juni digunakan oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani untuk mengajak para pemuda bergotong royong membangun daerah. Hal ini disampaikan saat membuka seminar bertajuk “Inspirasi Bung Karno untuk Banyuwangi Rebound”.

“Semua harus bergotong royong untuk membangun daerah Banyuwangi tercinta ini. Karena inilah ajaran yang ditekankan oleh Bung Karno,” ujar Bupati Ipuk.

Lantas, Bupati Ipuk mengutip salah satu penggalan pidato Bung Karno saat di hadapan sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945. Demikian kutipan yang dimaksud:

“Gotong-royong adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan-keringat bersama, perjoangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama! Itulah Gotong Royong!” 

Menurut Bupati Ipuk, kutipan ini dinilainya sangat dalam kalau dihayati. Dengan bergotong royong inilah kunci untuk memajukan bangsa Indonesia.

“Gotong royong itulah yang menjiwai lahirnya tagline Banyuwangi Rebound. Ini sebagaimana tercantum dalam pondasi dari tagline itu sendiri,” ungkap Bupati Ipuk.

“Pilar-pilar Banyuwangi Rebound ditopang oleh partisipasi publik dan pelayanan publik yang baik. Pondasi ini adalah perwujudan dari gotong royong antara pemerintah dan semua elemen masyarakat,” paparnya.

Seminar tersebut diisi oleh tiga narasumber. Di antaranya adalah Kepala PCR Labkesda Banyuwangi dr. Roudhotul Ismaillya Noor, SpPK (K), Ketua HIPMI Banyuwangi Dede Abdul Ghani dan penulis muda Ayung Notonegoro.

Ketiga narasumber menguraikan tentang tiga pilar Banyuwangi Rebound yang dicanangkan Pemkab Banyuwangi. Mulai dari menangani pandemi, pulihkan ekonomi dan merajut harmoni.

“Pilar-pilar Banyuwangi Rebound itu selaras dengan apa yang menjadi nilai-nilai pemikiran Bung Karno. Sebagaimana diketahui bersama, arsitektur Banyuwangi Rebound sendiri ditopang oleh partisipasi publik. Ini sesuai dengan spirit gotong royong yang didengungkan oleh Bung Karno sendiri,” papar Ayung Notonegoro.

Hal ini diperkuat oleh dr Emil, panggilan akrab dr. Ismaillya. “Penanganan pandemi di Banyuwangi tak semata menjadi tanggung jawab dari tenaga kesehatan. Tapi, menjadi tanggung jawab bersama memastikan wabah tersebut tak meluas,” ujar Emil.

“Kita semua harus terlibat. Keterlibatan itu di antaranya dengan mentaati protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi lengkap,” imbuhnya.

Sementara itu, Dede Abdul Ghani lebih menyoroti dalam soal pemulihan ekonomi. “Apa yang dilakukan Pemkab Banyuwangi dengan memperkuat usaha ultra mikro menjadi representasi dari cita-cita Bung Karno,” tuturnya.

Dede menambahkan, saat ini, pemerintah telah memberikan fasilitasi, serta ekosistem usaha juga sudah terbentuk.

“Untuk itu, tinggal upaya semua secara serius untuk bersama-bersama menggalakkan entrepreneurship guna mempercepat pemulihan ekonomi,” pungkasnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button