BanyuwangiPemerintahan

WSL 2022 di Banyuwangi Terbaik, GM WSL : Semoga Tahun Depan Kembali Digelar Disini

visfmbanyuwangi.com – Pihak World Surf League (WSL) menyebut bahwa penyelenggaraan WSL di Banyuwangi merupakan salah satu penyelengaraan terbaik selama ajang prestisius tersebut berlangsung di berbagai negara.

Pantai Plengkung (G-Land), Banyuwangi, menjadi tuan rumah ajang World Surf League (WSL) Championship Tour, liga surfing paling bergensi di dunia pada 28 Mei – 4 Juni 2022.

Hal itu diungkapkan General Manager WSL Asia Pasifik, Andrew Starky saat acara penutupan kompetisi di G-Land, Banyuwangi pada Sabtu (4/6/2022) yang dihadiri langsung oleh Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

“Kami berharap untuk kembali lagi ke Banyuwangi tahun depan. Penyelenggaraan WSL di Banyuwangi merupakan salah satu penyelenggaraan terbaik selama ini,” kata Andrew.

“Saya sangat senang di Banyuwangi. Ini salah satu penyelenggaraan terbaik WSL selama ini. Kami mendapat sambutan yang sangat meriah di sini,” tuturnya.

World Surf League (WSL) Championship Tour di Banyuwangi sendiri dibuka Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, pada 27 Mei 2022. WSL Championship Tour 2022 digelar di sejumlah pantai terpilih, sejak Januari 2022 dan bakal berakhir Agustus 2022. Di antaranya di Hawaii, Australia, Amerika Serikat, Banyuwangi (Indonesia), Brazil, Afrika Selatan, Portugal, dan Tahiti.

G-Land juga meninggalkan kesan tersendiri bagi para peselancar mancanegara. Berada di kawasan hutan di Taman Nasional Alas Purwo, G-Land dikenal dengan ombaknya yang merupakan salah satu terbaik di dunia. 

“Amazing surfing. Tempatnya menyenangkan,” ungkap Filipe Toledo peselancar asal Brasil yang saat ini menduduki peringkat satu dunia.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh pemenang nomor perempuan  WSL Championship Tour Quiksilver Pro G-Land, Johanne Defay, peselancar Prancis.

Atlet dengan peringkat ketiga pada rangkaian WSL Championship Tour ini mengaku jika G-Land merupakan salah satu pantai dengan ombak terbaik yang pernah dijajalnya. 

“Ombak di G-Land benar-benar luar biasa. Semua peselancar benar-benar menunggu ombak bagusnya G-Land,” kata atlit kelahiran 1993 tersebut.

“Semoga saya bisa datang lagi dan kembali menantang ombak terbesar kedua dunia ini,” ungkapnya.

Defay mengaku tidak tahu kapan bisa kembali lagi ke G-Land dan merasakan sensasi ombak seperti itu. “Masyarakat dan segala sesuatu di Banyuwangi sangat nyaman. Tentunya membuat semua orang bahagia,” ujarnya.

Para peselancar lain mengaku bahwa bermain selancar di G-Land merupakan pengalaman yang menarik. G-Land sendiri berada di kawasan TN Alas Purwo yang dikenal sebagai surga bagi peselancar dunia. Kawasan itu telah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia oleh UNESCO-PBB dan geopark nasional, dan kini dalam pengajuan sebagai bagian dari jaringan geopark dunia atau UNESCO Global Geopark (UGG) bersama Kawah Ijen dan Pantai Pulau Merah.

Hampir semua peselancar dunia yang mengikuti ajang Championship Tour di G-Land kali ini merasa puas dengan penyelenggaraannya hingga kualitas ombaknya.

Hal ini sebagaimana diakui oleh Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) Tipi Jabrik.

“Mereka berharap bisa berlaga lagi di G-Land tahun depan,” kata Jabrik.

“Saya juga berharap nanti G-Land bisa dijadwalkan untuk menjadi tempat Championship Tour tahun depan,” imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Ipuk mengaku senang dengan suksesnya penyelenggaraan WSL di G-Land kali ini.

“Saya berharap perhelatan ini akan menjadi kampanye positif untuk pariwisata Banyuwangi di kancah global,” kata Bupati Ipuk.

“Semoga ini bisa memberikan dampak positif bagi pengembangan sport tourism di Banyuwangi. Tentunya, juga bisa mengungkit ekonomi lokal karena kami juga melibatkan UMKM-UMKM,” pungkasnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button