BanyuwangiPemerintahan

Ini Cerita Gary dan Sam “Sungai Watch” Bersihkan Sampah Sungai di Lokasi WSL

visfmbanyuwangi.com – Sungai Watch, ikut mensukseskan perhelatan event selancar bergengsi dunia, World Surf League (WSL) Championship Tour 2022 dengan membersihkan sampah-sampah di puluhan titik sungai di kawasan Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, lokasi keberadaan Pantai Plengkung (G-Land) tempat di gelarnya ajang tersebut.

Sungai Watch sendiri adalah NGO yang digawangi Gary Bencheghib dan Sam Bencheghib, dikenal dengan aktivitasnya yang giat membersihkan sungai di Pulau Bali. Berawal dari membersihkan sampah plastik di pantai-pantai Bali, mereka lantas juga membersihkan sampah sungai dan melibatkan banyak relawan sungai.

“Kami memilih membersihkan sungai di Alas Purwo yang merupakan jalur utama sampah plastik sebelum menuju ke laut. Kami didukung Pemkab Banyuwangi dan penyelenggara WSL untuk membantu membersihkan G-Land. Terima kasih,” ungkap Gary.

Gary menjelaskan, pihaknya membersihkan sampah di sepanjang 15 KM garis pantai dan 17 titik muara dengan memasang 20 jaring di sungai di kawasan Taman Nasional Alas Purwo. “Hingga hari keenam, setidaknya ada 5 ribu kilo atau 5 ton sampah berhasil dibersihkan. Banyak yang organik, namun yang anorganik (limbah rumah tangga) juga banyak. Paling banyak adalah sampah plastik dan stereofoam,” paparnya.

Gary mengaku melihat banyak sampah mengapung di tengah laut, itu artinya sampah-sampah tersebut bukan berasal dari kawasan Taman Nasional Alas Purwo karena di wilayah setempat tidak ada pemukiman penduduk. “Dipastikan sampah itu datang dari daerah lain yang terbawa aliran sungai,” tuturnya.

Gary menceritakan, selain di Alas Purwo, pihaknya juga memasang 20 jaring di sungai-sungai di wilayah Kecamatan Tegaldlimo, Silir Agung dan Purwoharjo, tepatnya di kawasan Pantai Grajagan. “Bulan ini kami juga memasang 30 jaring di sungai wilayah Kecamatan Muncar. Semoga Banyuwangi bersih dari sampah,” jelas Gary.

Menurutnya, untuk pembersihan sampah di Alas Purwo selama 6 hari, pihaknya melibatkan 25 orang, yang 15 diantaranya warga Kecamatan Tegaldlimo serta 9 orang karyawan Sungai Wacth dari Bali. “Kami juga dibantu 100 orang anggota TNI dari Kodim 083 Malang untuk mengangkat kayu-kayu besar,” tutur Gary.

Lebih lanjut Gary mengatakan, di Bali, pihaknya memiliki 60 orang karyawan yang digaji setiap bulan.

“Kami mempunyai misi untuk menjaga sungai di seluruh Indonesia yang dimulai dari Bali, tempat mereka tinggal sekarang,” tutur Pria asal Perancis tersebut.

Di kawasan Pulau Bali, Sungai Wacth sudah menjaga 140 sungai dengan memasang alat jaring yang digabungkan dengan pipa PVC dan kisi-kisi dari besi. “Setiap hari, tim kami turun ke lapangan untuk membersihkan sampah yang menyangkut dijaring. Saat ini kami mulai membersihkan sungai-sungai di wilayah Banyuwangi. Total ada 1000 sungai diseluruh Indonesia yang kami tangani,” papar Gary.

Ajang selancar bergengsi dunia WSL Championship Tour mulai digelar pada 28 Mei hingga 6 Juni 2022. Tercatat, ada 24 pesurfer laki-laki dan 12 perempuan mengikuti event WSL 2022 ini, diantaranya dari Amerika Serikat, Brazil, Jepang, Australia, Kosta Rika, Afrika Selatan, Perancis, hingga Hawaii. Juga satu-satunya peselancar dari Indonesia, Rio Waida.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan, G-Land berada di area Taman Nasional (TN) Alas Purwo yang telah ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia dan sedang dalam pengajuan menjadi Geopark Dunia.

“Di kawasan itu terdapat banyak sungai. Pemkab Banyuwangi bersama NGO Sungai Watch dan warga setempat bergotong royong membersihkan aliran-aliran sungai yang berada di taman nasional itu,” jelas bupati perempuan tersebut.

Bupati Ipuk mengaku, ini menjadi wujud konkrit bahwa pariwisata sebagai umbrella, sebagai payung dari beragam program pengembangan daerah. “Ibaratnya, sekali mendayung, 2-3 pulau terlampaui,” tuturnya.

Menurut Bupati Ipuk, ketika event pariwisata, dalam hal selancar dunia ini adalah sport tourism, maka sekaligus bergerak untuk meningkatkan kebersihan di sungai, meningkatkan kualitas infrastruktur secara bertahap, meningkatkan kualitas SDM, merawat kearifan lokal, dan tentu saja menggerakkan ekonomi masyarakat.

Dengan kompetisi WSL ini, imbuh Bupati Ipuk, sekaligus kampanye untuk bersama-sama menjaga lingkungan. Seperti di Alas Purwo, padahal tidak ada penduduk yang tinggal di sana, namun banyak ditemukan sampah rumah tangga yang ada di pantai.

“Sampah-sampah ini merupakan kiriman dari luar. Karena itu saya mengajak semua untuk menjaga lingkungan di manapun berada,” ungkap Bupati Ipuk.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button