BanyuwangiPemerintahan

Dampak Kebijakan Jokowi, Okupansi Hotel di Banyuwangi Meningkat Signifikan

visfmbanyuwangi.com – Kebijakan pemerintah pusat didalam melonggarkan penggunaan masker di luar ruangan, berdampak cukup signifikan terhadap kunjungan wisatawan ke berbagai destinasi wisata di Banyuwangi, termasuk tingkat okupansi hotel mencapai 90 persen.

Perhimpuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi mencatat, tingkat hunian di 75 hotel berbintang dan kelas melati di Banyuwangi yang masuk dalam keanggotaan PHRI berkisar antara 80-90 persen, dengan lama tinggal 2 hingga 3 hari untuk bersilaturahmi ke sanak saudara serta mengunjungi destinasi wisata.

“Mereka setelah selama 2 tahun tidak bisa mengunjungi kerabatnya karena pandemi,” kata Ketua PHRI Banyuwangi, Zaenal Muttaqin.

“Kami menyambut baik kebijakan Presiden Joko Widodo yang melonggarkan penggunaan masker di luar ruangan. Tapi yang pasti, untuk kegiatan di dalam ruangan tetap di wajibkan menggunakan masker serta menerapkan protokol kesehatan ketat,” paparnya.

Menurut Zaenal, kebijakan ini tentu berdampak pada tingkat okupansi hotel di Banyuwangi yang dinilainya semakin membaik. Terutama saat long week end kemarin, apalagi saat libur panjang lebaran beberapa waktu lalu.

“Di Banyuwangi ada 125 hotel dan restoran yang masuk dalam keanggotaan PHRI. 75 diantaranya adalah hotel berbintang dan melati. Sisanya adalah restoran,” tutur Zaenal.

“Khusus hotel berbintang sebanyak 15 hingga 20 hotel karena kami tidak menghitung antara hotel berbintang 1 hingga 5. Yang pasti masuk klasifikasi hotel berbintang,” paparnya.

Selain itu, Zaenal juga menyoroti tingkat kunjungan ke restoran-restoran di Banyuwangi selama liburan panjang yang juga meningkat signifikan.

Perlu diketahui, berdasarkan survey Alvara, selama libur lebaran Hari Raya Idul Fitri 2022 lalu, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi tercatat 243.712 orang dengan spending money atau belanja wisatawan mencapai Rp800 Milyar.

Zaenal menambahkan, PHRI telah meminta pihak manajemen hotel untuk menyiapkan program Staycation, berkolaborasi dengan destinasi wisata dan kebudayaan Banyuwangi untuk di suguhkan kepada para pengunjung yang menginap, supaya mereka tidak jenuh. “Sekaligus memperkenalkan seni budaya Banyuwangi,” tutrnya.

Zaenal menambahkan, hingga kini wisata lokal destination masih sangat diminati wisatawan. Untuk itulah, supaya wisatawan tidak jenuh datang ke Banyuwangi, maka di perlukan kolaborasi antara Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan PHRI, Pokdarwis dan travel agen untuk bisa menyelenggarakan wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) di Banyuwangi dengan skala nasional.

“Karena venue di Banyuwangi sangat bagus untuk bisa diselenggarakan wisata MICE. Dengan program wisata ini, akan membuat wisatawan lebih lama lagi tinggal di Banyuwangi. Yang tentunya berdampak pada perputaran ekonomi di daerah ujung timur Pulau Jawa ini,” pungkas Zaenal.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button