BanyuwangiPemerintahan

Antisipasi PMK, Banyuwangi Stop Masuknya Hewan Ternak Luar Daerah

visfmbanyuwangi.com – Pemkab Banyuwangi mengeluarkan kebijakan larangan mendatangkan hewan ternak dari daerah lain serta melakukan surveilans pada ribuan hewan ternak resiko, pemberian vitamin dan mineral sebagai upaya mengantisipasi merebaknya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Tentu, upaya ini melibatkan berbagai pihak seperti kepolisian dan TNI serta stakeholder terkait.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Banyuwangi M. Khoiri mengatakan, pihaknya terus melakukan kewaspadaan dan kesiapsiagaan untuk mencegah masuknya penyakit yang menyerang ternak ruminansia (hewan pemamah biak) tersebut. “Di antaranya melakukan surveilans dan deteksi dini pada hewan ternak di daerah-daerah kantong ternak, pedagang ternak, pasar hewan, serta ternak milik warga dengan menggandeng aparat kepolisian, TNI, aparatur pemerintah desa dan kecamatan setempat,” paparnya.

Khoiri mengaku, Banyuwangi menerjunkan tim gabungan dari dinas terkait, petugas lapang kecamatan, Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PHDI) Banyuwangi, hingga Fakultas Kedokteran Hewan Unair. “Tim ini berkeliling setiap hari ke desa-desa, terutama pasar hewan dan daerah perbatasan,” ujarnya.

Seperti di kawasan Kecamatan Kalibaru yang merupakan perbatasan Banyuwangi dengan Jember dan di Kecamatan Wongsorejo perbatasan dengan Situbondo, yang menjadi pintu masuk lalu lintas ternak dari daerah lain.

Khoiri menjelaskan, mulai 7 hingga 18 Mei 2022, telah dilakukan surveilans pada 4.098 ekor hewan ternak resiko. Dengan rincian sapi 2.173 ekor, sapi perah 157 ekor, kambing 924 ekor, domba 813 ekor, kerbau 18 ekor dan babi 13 ekor. “Hasilnya tidak ditemukan gejala PMK pada hewan ternak,” imbuh Khoiri.

PMK merupakan penyakit yang disebabkan oleh Foot and Mouth Disease Virus (FMDV). Ini merupakan penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90-100%. 

“Namun penyakit ini tidak menular ke manusia, melainkan menular ke sesama hewan saja,” jelas Khoiri.

Sementara itu, Pemkab Banyuwangi juga membuka layanan kesehatan hewan di daerah-daerah rawan, perbatasan, dan pasar hewan. Petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan melakukan pemeriksaan, jika ada ternak yang sakit (meski tidak mengarah ke PMK) akan diberikan vitamin dan mineral untuk meningkatkan status kesehatannya.

Peternak juga diberikan edukasi tentang tanda klinis penyakit PMK. Di antaranya demam tinggi (39-41 derajat celcius), keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa, luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, kaki pincang, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, napas cepat, produksi susu turun drastis dan menjadi kurus. 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button