H+7 Lebaran, 48 Persen Kendaraan Pemudik Belum Kembali ke Bali dari Jawa

visfmbanyuwangi.com – Hingga memasuki H+7 lebaran, Selasa (10/5/2022), tercatat ada sekitar 52.681 unit atau 48,10 persen kendaraan pemudik berbagai jenis yang belum kembali menyeberang dari Jawa ke Bali melalui Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Dari data ASDP, selama arus mudik lebaran pada H-7 hingga lebaran hari kedua, ada 109.526 unit kendaraan berbagai jenis yang masuk ke Jawa dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Dengan rincian, kendaraan roda 2 sebanyak 54.772 unit, roda 4 kecil atau mobil pribadi sebanyak 38.761 unit, bus 2.654 unit dan truck 13.339 unit.
“Hingga H+7 lebaran, sebanyak 27.693 unit atau 50,56 persen kendaraan sepeda motor pemudik yang belum kembali ke perantauan di Pulau Bali,” kata General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang-Gilimanuk, Hasan Lessy.
“Kendaraan mobil pribadi sejumlah 12.876 unit atau 33,22 persen yang belum kembali ke Bali. Kendaraan bus sebanyak 1.419 unit atau 53,47 persen dan kendaraan truck sebanyak 10.693 unit atau 80,16 persen. Sementara untuk kendaraan roda 4 lebih yang belum kembali ke Bali sebanyak 24.988 unit atau 45,64 persen,” paparnya.
Hasan mengaku, untuk penumpang pejalan kaki yang belum kembali ke Bali dari Jawa hingga H+7 lebaran mencapai 147.212 orang atau sebesar 41,25 persen dari 356.904 orang pada masa arus mudik lalu.
“Sehingga total seluruh kendaraan berbagai jenis yang belum menyeberang kembali dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk Bali sebanyak 52.681 unit dari 109.526 unit atau sebesar 48,10 persen,” ujarnya.
Hasan menjelaskan, arus balik lebaran kemungkinan akan terus terjadi hingga satu minggu ke depan. “Masih banyak pemudik yang berada di kampung halamannya untuk merayakan lebaran ketupat atau menikmati berbagai rangkaian ritual adat di daerah mereka,” imbuhnya.
Karena seperti diketahui, di Banyuwangi banyak ritual adat budaya yang di laksanakan setiap tahun di berbagai wilayah setelah Hari Raya Idul Fitri. Seperti ritual adat Barong Ider Bumi di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi yang di gelar pada 2 hari setelah lebaran. Ritual Seblang di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah yang digelar selama 7 hari sejak 5 hari setelah lebaran. Juga ritual Puter Kayun di Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri yang di laksanakan pada 10 hari setelah lebaran.
Sementara itu, arus kendaraan bermotor pemudik terus mengalir di Pelabuhan Ketapang untuk menyeberang ke Pelabuhan Gilimanuk Bali. Terpantau tidak sampai terjadi antrian panjang, karena ASDP telah menerapkan berbagai upaya untuk mengantisipasi hal itu.
Diantaranya, pembelian tiket penumpang dilakukan secara online melalui aplikasi Ferizy. Bahkan, ada puluhan stand diluar pelabuhan yang juga melayani pembelian tiket online. Sehingga penumpukan kendaraan pemudik terjadi di beberapa titik di luar pelabuhan. Karena saat pembelian tiket online tersebut, secara otomatis bisa diketahui jumlah vaksinasi yang telah diikuti oleh masing-masing calon penumpang kapal.
Sehingga saat mereka berada di pelabuhan, sudah tidak lagi dilakukan pemeriksaan surat Rapid Tes Antigen.
“Selain itu, waktu bongkar muat setiap armada kapal juga di percepat dari 45 menit menjadi 35 menit,” pungkas Hasan.