Kartini 50 Tahun di Banyuwangi Pegang Kendali Operasional Kapal Lintas Jawa-Bali

visfmbanyuwangi.com – Wajah sumringah bercampur tegang terlihat jelas di raut muka Santi Muriyana, saat mengemudikan Kapal Dharma Ferry 1, milik perusahaan pelayaran Dharma Lautan Utama (DLU) di perairan selat bali.
Pandangan perempuan berusia 50 tahun asal Surabaya tersebut, lurus kedepan meski sesekali mengawasi situasi cuaca di sekitar. Tangannya terlihat lihai mengemudikan kapal tersebut. Usianya yang sudah separuh abad, tidak menyurutkan semangatnya untuk bisa mengerjakan profesinya sebagai Mualim 2 setara dengan pekerjaan laki-laki.
“Saya sangat menikmati pekerjaan ini meski saya seorang perempuan. Saya tak ingin menyerah walaupun banyak rintangan selama menjalani profesi saya ini,” ungkap Santi.
“Salah satunya adalah ketika terjadi cuaca buruk di perairan Selat Bali, yang di perlukan kewaspadaan ekstra demi keselamatan pelayaran,” imbuhnya.
Santi mengatakan, dirinya mulai berkarir di pelayaran pada tahun 1995.
“Setelah lulus sekolah ditahun, saya langsung praktek di kapal LCT berlayar ke beberapa pulau selama kurang lebih 2 tahun,” kata Santi.
Dari pengalamannya berlayar 2 tahun tersebut, Santi berhasil masuk dalam perusahaan pelayaran PT Dharma Lautan Utama (DLU) sampai saat ini.
“Sejak kecil memang saya punya cita-cita sebagai pelaut. Dari keluarga saya tak ada yang menjadi pelaut,” tuturnya.
Santi menjelaskan, dirinya tertarik untuk terjun dalam dunia pelayaran karena saat masih bujang suka traveling ke berbagai daerah. Sementara, dalam jabatannya sebagai Mualim 2 ini, Santi dipercaya menjadi kepala kerja bagian dek kapal. “Saya jadi kepala kerja bagian dek yang diharuskan bisa mengendalikan kapal bersama para ABK untuk membantu nahkoda,” ujarnya.
“Contoh, saat kapal akan bersandar di dermaga maka Mualim 2 harus bisa membawa kapal. Selain itu, juga mengatur kendaraan-kendaraan didalam kapal serta menjaga stabilitas kapal,” papar Santi.
Sekedar info, saat ini status Santi Muriyana adalah janda beranak satu. Dan ia mengaku, saat hamil dahulu, juga tetap mendapatkan hak nya untuk libur cuti selama 3 bulan. “Para ABK yang jadi bawahan saya juga sangat menghormati saya. Mereka laki-laki,” tuturnya.
Santi menambahkan, dalam peringatan Hari Kartini ini, dirinya memaknainya sebagai sesuatu yang tidak boleh dipandang remeh terhadap seorang perempuan dalam profesi apapun. “Karena kinerja perempuan bisa berbanding lurus dengan apa yang dikerjakan oleh laki-laki. Saya berharap, generasi Kartini saat ini bisa mengikuti jejak saya untuk menjadi seorang pelaut,” jelas Santi.
Lebih lanjut Santi mengatakan, selama menjadi pelaut, dirinya banyak mendapatkan suka dibanding duka. Seperti, seluruh ABK dinilainya baik dan sayang kepada dirinya.
“Untuk dukanya, saat menghadapi cuaca buruk yang di perlukan kewaspadaan tinggi,” imbuh Santi.
Sementara, Kepala Manager PT Dharma Lautan Utama (DLU) Cabang Banyuwangi, Sunaryo membenarkan adanya salah satu karyawan perempuan yang menjabat sebagai Mualim 2 di salah satu armada kapal perusahaannya di lintas Ketapang-Gilimanuk.
“Santi Muriyana itu mulai bergabung dengan DLU sejak tahun 1995 sampai sekarang. Dari keluarganya pun mendukung karena sejak kecil dia bercita-cita menjadi pelaut,” jelas Sunaryo.
Untuk itulah, Sunaryo mengakui bahwa perusahaannya tetap memberikan hak-haknya sebagai perempuan. “Kami tetap memberikan hak-hak dia. Seperti cuti hamil, cuti melahirkan ataupun cuti haid berbeda dengan karyawan laki-laki. Tapi soal pekerjaan, tetap sama dengan karyawan laki-laki tak di bedakan,” papar Sunaryo.
“Jangan sampai karyawan perempuan di nomor duakan tapi tetap disama ratakan meski ada berbagai prioritas sendiri,” pungkasnya.