BanyuwangiPemerintahan

Kemendes Minta Desa se Indonesia Contoh Pengembangan Wisata Berbasis Desa di Banyuwangi

visfmbanyuwangi.com – Pemerintah pusat menyatakan bahwa pengelolaan dan pengembangan wisata berbasis desa di Banyuwangi patut di jadikan contoh oleh desa-desa lain di Indonesia.

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi usai mengunjungi sejumlah desa wisata di Banyuwangi. Salah satunya mengunjungi pemandian alam Sendang Seruni di Desa Tamansari, Kecamatan Licin.

“Banyuwangi berhasil mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Geliat desa wisata dinilai begitu nyata dengan tetap menjaga lingkungannya. Pariwisata yang berbasis kelestarian alam seperti inilah yang memiliki daya tahan dan lebih terjaga keberlanjutannya,” papar Budi.

Budi melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi selama tiga hari, 31 Maret – 2 April. Selama di Banyuwangi, Wamen bertemu dengan kepala desa dan BPD se-Banyuwangi, juga mengikuti program Bupati Ngantor di Desa (“Bunga Desa”) yang dilakukan oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran. 

“Desa Tamansari, Kecamatan Licin ini merupakan salah satu desa wisata yang cukup sukses mengelola keindahan alamnya sebagai destinasi wisata. Atas upayanya itu, desa ini pada tahun lalu meraih juara 1 Kategori Desa Digital dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” paparnya.

“Wisata Sendang Seruni ini alami dan airnya segar langsung dari sumber. Cocok untuk healing dan menenangkan diri,” kata Budi.

Tak hanya ke Sendang Seruni, Budi juga meninjau destinasi wisata berbasis desa lainnya yang berada di Kecamatan Wongsorejo.

Didampingi Wakil Bupati Sugirah, ia bertandang ke Bangsring Underwater. Ini adalah salah satu obyek wisata maritim yang memadukan antara konservasi terumbu karang dan aktivitas ekonomi.

Bangsring dulu merupakan perkampungan nelayan yang berburu ikan dengan cara mengebom. Hal ini merusak ekosistem laut, tak terkecuali terumbu karangnya. Lambat laun populasi ikan menurun seiring rusaknya terumbu karang yang menjadi rumah ikan-ikan tersebut.

Fenomena ini lantas menggerakkan anak muda di desa tersebut untuk melakukan perubahan. Mereka bersama-sama menghalau nelayan yang menggunakan bom ikan. Mereka juga mulai mengkonservasi kembali terumbu karang yang hancur.

Aktivitas tersebut kemudian menarik minat pengunjung. Dari aktivitas ini kemudian wisata tumbuh dan perekonomian warga setempat juga ikut terkerek.

“Jika potensi desa ini dikelola dengan baik, tentu akan menggerakkan perekonomian setempat. Sehingga kesejahteraan masyarakat akan terbentuk dengan sendirinya,” imbuh Budi.

Sementara itu, Wabup Sugirah menyebut Banyuwangi memang menjadikan desa sebagai garda depan pembangunan, termasuk pengembangan desa wisata. “Ini sebagai bagian dari upaya mensejahterakan rakyat, khususnya kelompok ekonomi arus bawah,” tuturnya.

Sugirah mengatakan, pariwisata membuka lapangan kerja sangat cepat. Selain itu, multiplier effect-nya juga sangat terasa. UMKM, warung rakyat, hingga homestay di Banyuwangi tumbuh.

“Pemkab terus mendorong agar desa-desa di Banyuwangi terus mengembangkan potensi-potensi wisata yang ada di daerah masing-masing sehingga mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan warganya,” jelas Sugirah.

“Inilah kekuatan Banyuwangi. Dengan mengusung konsep pariwisata yang berbasis alam, kearifan lokal dan seni budaya akan semakin menambah daya tarik bagi wisatawan untuk datang dan berkunjung ke Banyuwangi,” pungkasnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button