Fenomena Jelang Puasa, Ketapang-Gilimanuk Dipadati Penumpang Yang Akan Nyekar

vismfbanyuwangi.com – Arus penyeberangan di lintas Ketapang-Gilimanuk dipenuhi pemudik dari arah Pulau Bali yang akan melaksanakan tradisi nyekar di makam leluhur mereka menjelang puasa Ramadhan. Kondisi ini merupakan fenomena yang selalu terjadi disetiap tahun.
Sebelumnya, beberapa tahun belakangan, tidak banyak pemudik yang pulang kampung menjelang Ramadhan disebabkan karena aturan protokol ketat untuk bisa menyeberang dari Bali ke Jawa. Termasuk wajib menyertakan hasil negative Rapid Tes Antigen serta bukti sudah mengikuti vaksinasi melalui aplikasi PeduliLindungi.
Namun di tahun ini, pemerintah sudah memberikan kelonggaran menghapus penyertaan hasil Rapid Tes Antigen asalkan sudah mengikuti vaksinasi minimal tahap dua. Sehingga dengan aturan baru ini, dimungkinkan banyak masyarakat Jawa yang bermukim di Bali kembali melaksanakan tradisi nyekar di kampung halamannya.
Dari pantauan dilapangan, peningkatan arus penyeberangan di lintas Jawa-Bali ini di dominasi kendaraan sepeda motor dan mobil pribadi. Namun tampak pula penumpang pejalan kaki berjalan beriringan keluar dari dalam kapal saat bersandar di masing-masing dermaga Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Seperti yang disampaikan oleh Yanto, salah satu pemudik asal Jember. “Selama ini saya bekerja di Tabanan, Bali di toko bangunan,” kata Yanto.
Dan kali ini sengaja dimanfaatkan pulang kampung untuk nyekar ke makam leluhurnya di Jember, setelah adanya kelonggaran aturan protokol kesehatan.
“Kemungkinan saya di Jember selama 5 hari, sembari berkumpul bersama sanak keluarga saya sebelum kembali ke Pulau Bali,” ungkap Yanto.
Sementara itu, meskipun sudah ada kelonggaran aturan rapid tes antigen bagi penumpang kapal, namun sejumlah gerai rapid tes di sekitar Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi masih buka. Bahkan, mereka saling perang harga mulai 20 ribu rupiah hingga 25 ribu rupiah.