BanyuwangiPemerintahan

Banyuwangi Targetkan 22.500 Warga Rentan Tuberkulosis Diskrining Hingga April Mendatang

visfmbanyuwangi.com – Dalam rangka Hari Tuberkulosis Sedunia, Kabupaten Banyuwangi menargetkan sedikitnya ada 22.500 warga rentan yang diskrining selama bulan Maret sampai April 2022 mendatang. Oleh sebab itu, Pemkab Banyuwangi kembali menggencarkan skrining Tuberkulosis (Tb).

Saat membuka puncak Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia di Puskesmas Songgon, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, selama pandemi ini, perhatian pemerintah daerah fokus pada penanganan covid. Meski begitu, penyakit lainnya, seperti Tuberkulosis harus tetap menjadi perhatian pihaknya.

“Dalam momentum Hari Tuberkulosis Sedunia ini, kami menggerakkan seluruh puskesmas di Banyuwangi untuk menskrining warga yang terindikasi mengidap Tb,” papar Bupati Ipuk.

Untuk menangani Tb ini sendiri, imbuh Bupati Ipuk, harus ada keterlibatan semua pihak. Terutama partisipasi warga untuk melaporkan anggota keluarganya yang sakit. 

Saat ini, fasilitas kesehatan di masing-masing Puskesmas di Banyuwangi telah dibentuk tim khusus untuk melakukan pendampingan pasien Tb. Bahkan, RSUD Blambangan juga telah dilengkapi dengan pelayanan Tuberkulosisi Resistan Obat (TBC-RO).  “Sehingga pasien Tb RO tidak perlu lagi dirujuk ke luar kota. Cukup berobat di Banyuwangi saja,” imbuh Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat.

Salah satu pasien Tb yang berhasil sembuh adalah Nur Kholidah. Warga Desa Sumberarum Kecamatan Songgon itu mengaku, rutin melakukan perawatan di Puskesmas Songgon sejak divonis mengidap Tb pada pertengahan 2020. Sembilan bulan lamanya, ia rutin mengkonsumsi obat yang diberikan oleh Puskesmas. 

“Awal minum obat, saya merasakan mual, pusing dan lemas. Tapi berkat pendampingan dan motivasi dari petugas Puskesmas, alhamdulillah bisa melalui itu semua. Saya rutin minum obat dan control,” kata Nur Kholidah.

“Saya mengapresiasi kesigapan pelayanan yang diberikan Puskesmas Songgon,” ungkapnya.

Menurut Nur Kholidah, tidak hanya dirinya yang datang ke Puskesmas, namun petugas Puskesmasnya juga datang ke rumah. Memantau kondisi rumah dan lingkungan sekitar untuk memastikan kebersihannya.

Hal yang sama juga diakui oleh Rohman, warga Desa Songgon. “Ayo, bagi seluruh warga yang menderita Tb untuk tidak segan berobat di Puskesmas,” ajak pasien yang telah melakukan pengobatan rutin selama tujuh bulan tersebut.

“Pasien akan selalu mendapatkan pendampingan setiap ada gejala atau perkembangan dari penyakit yang diderita,” imbuhnya.

Rohman sendiri mengakui jika dirinya termasuk pasien yang telat memeriksakan diri. Setelah mengidap batuk tidak kunjung sembuh lebih dari tiga tahun, baru ia memberanikan diri untuk periksa.

Saat periksa itulah, baru diketahui bahwa ia mengidap Tb dengan kondisi yang sudah cukup parah.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat menyebutkan, bahwa pengidap Tuberkulosis di Banyuwangi mencapai 1.892 orang. “Yang 158 di antaranya adalah pasien anak. Untuk itu, kami selain melakukan serangkaian pengobatan kepada para pasien yang telah teridentifikasi, juga terus melakukan skrining sebagai upaya untuk mendeteksi dini potensi persebarannya,” papar Amir.

Dijelaskan Amir pada bulan Maret-April ini, pihaknya menargetkan sedikitnya ada 22 ribu warga rentan yang mendapatkan skrining di seluruh Puskesmas se Banyuwangi.

“Sampai saat ini, target tersebut setidaknya telah mencapai 70 persen,” pungkasnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button