Rela Antri Minyak Goreng Sejak Pagi, Warga Wongsorejo : Cuma Dapat 20 Kg

visfmbanyuwangi.com – Puluhan orang antri membeli minyak goreng curah sejak pagi di salah satu pangkalan distributor yang ada di kawasan Banyuwangi kota dan itupun tidak mendapatkan sesuai yang mereka inginkan karena harus dibagi dengan pembeli yang lain.
Terpantau puluhan orang mengantri di sepanjang trotoar di depan Toko Purnomo, Banyuwangi, yang ada di Jalan PB Sudirman. Disamping mereka, berjajar ratusan jirigen mulai berukuran kecil hingga besar.
Sementara, beberapa orang karyawan toko tampak sibuk melayani para pembeli yang sudah rela mengantri sejak pagi, hanya untuk mendapatkan minyak goreng curah.
Disini, Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng curah sebesar Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 perkilogram.
Budihari, salah satu pembeli mengaku sejak pukul 08 pagi dirinya rela antri. Dan itupun dia hanya mendapatkan 20 kilogram minyak goreng. “Saya datang mulai pagi jam 8 tadi. Ini hanya dapat 20 kilo. Mungkin dibagi sama yang lain,” ungkapnya.
Budihari mengatakan, dirinya membawa 2 jirigen besar dengan total kapasitas 50 kilogram. Ia pun mengaku pasrah hanya mendapatkan 20 kilogram, karena kemungkinan dibagi dengan para pembeli lainnya.
“Setiap hari saya menjual kerupuk berkeliling untuk dititipkan ke warung-warung. Minyak goreng 20 kilogram ini, hanya bisa digunakan untuk satu kali menggoreng,” papar pria asal Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi tersebut.
Untuk itulah, Budihari mengaku besok akan kembali lagi ke toko yang sama untuk membeli. “Besok saya pasti datang lagi. 20 kilo ini hanya bisa untuk satu kali goreng,” tuturnya.
Selama ini, Budihari membeli kerupuk mentah ke pabrik langganannya. Lalu di goreng sendiri hingga di kemas dan dijual ke warung-warung. Dan pekerjaan ini sudah di jalaninya sejak tahun 1985.
Perlu diketahui, tempat tinggal pria berusia 50 tahun ini ada di kawasan Banyuwangi utara. Dan untuk bisa menuju lokasi penjualan minyak goreng ini, dirinya harus menempuh perjalanan sekitar 1 jam lebih.
“Biasanya, ada langganan saya yang mengirim minyak goreng sebanyak 1 kwintal ke rumah. Itu bisa digunakan untuk menggoreng selama 5 hari. Tapi sekarang dia sudah tidak lagi mendapatkan kiriman karena minyak goreng langkah. Ya di daerah saya juga langkah, gak ada barangnya,” jelas Budihari.
Sehingga Budihari terpaksa harus rela menempuh perjalanan jauh untuk bisa mendapatkan minyak goreng curah.
“Walaupun begini, saya tak bisa untuk menaikkan harga kerupuk yang saya jual karena takut tidak laku. Salah satu caranya adalah mengurangi ukuran kerupuknya,” kata Budihari.
“Semoga pemerintah segera memenuhi stok minyak goreng ke masyarakat dengan harga yang standart, supaya perekonomian rakyat kembali berjalan seperti semula,” pungkasnya.
Sementara itu, Toko Purnomo Banyuwangi sendiri mendapatkan pasokan minyak goreng sebanyak 27 ribu kilogram per hari dari distributornya. Jatah ini harus habis dalam satu hari. Sehingga dengan membludaknya pembeli, tentu dari pihak toko harus membagi rata agar semua kebagian.